Cerita Entot Kakak Widya

  CERITA ENTOT KAKAK KANDUNG

sebelum membaca cerita di bawah. kami mengharapkan bantuan agan-agan sekalian untuk emmbantu meng-klik iklan yang ada di  blog ini. hal ini dapat membantu keberlangsungan hidup blog dan donasi para penulis. agan-agan sekalian yang memiliki cerita sesuai konten dapat kita publikasikan di blog ini. kirimkan cerita saudara ke admin. Salam dari kami. selamat membaca
Kisah ini adalah kisah nyata yang aku alami pada awal 2013 lalu. Hingga kini kisah ini masih berlangsung. Mau percaya mau tidak itu adalah hak pembaca.
Nama aku sandi, usia saat ini dua puluh tiga tahun. Aku anak bungsu dari tigaa orang bersaudara. 2 orang Kakak perempuan yang berusia saat ini 26 tahun dan 29 tahun. yang paling tua sudah menikah dan tinggal dengan suaminya. Tinggi aku 177cm. kulit sawo matang khas Indonesia. Sebenarnya kulit aku kuning kemerahan. Tapi karena aku berkerja sebagai petugas lapangan di salah satu perusahaan, maka kulit aku menjadi hitam. Ayah aku petinggi di perusahaan tempat aku bekerja. Tapi tidak ada kolusi. Aku masuk murni karena kemampuan. Ibu aku seorang bidan. Jika kawan-kawan pernah membaca komik detective conan. Banyak orang yang mengatakan aku mirip shinici kudo. Hehehe
kisah ini di awali ketika aku masih berumur 21 tahun. 2 tahun yang lalu. Kakak aku Widya, kakakku no 2 putus dengan pacarnya. Secara fisik kakak aku sangat menawan. Tinggi 160cm, badan langsing namun berisi, kulit putih mulus, betis jenjang yang sexy. Payudara yang proporsional. Tidak besar, tidak juga kecil. Wajah cantik mirip seperti titi kamal. Ketika aku masih SMP, aku sering ngintip kalau dia sedang mandi, atau kalau dia sering pakai daster pendek di rumah aku sering curi-curi pandang ke belahan dadanya atau ke daerah selangkangannya. Dia sering menjadi objek aku kalau lagi onani. Klik disini untu tahu foto kak widya.
Hari itu sabtu malam, aku sedang siap-siap mau ngapel kerumah pacarku. Sudah mandi, rapi d an wangi. Setelan rapi, kaos oblong dan jaket andalan. ketika mau berangkat hujan turun, artinya tidak bisa ngapel pakai motor. Tapi karena sudah janjian dengan pacar, aku mau pinjam mobil kakak saja. Karena kakak ada di rumah. Dia kan tidak ngapel. Tapi di apelin. Aku kembali masuk ke dalam rumah. Rumah kami sepi, papa dan mama berangkat kejakarta menghadiri acara teman papa. Di rumah Cuma ada aku, kakak dan bik narsih. Asisten rumah tangga yang terkadang nginap disini.
“kak, pinjam mobil dong!” seru ku dari ruang tamu. Kamar aku di bagian depan, kakak di ruang tengah. Hening, tidak ada sahutan. Cuma ada suara TV dan suara bi narsih yang lagi cuci piring.
Tok..tok..tok.. aku ketok pintu kamar kakak. “kak, boleh pinjam mobil gak? Aku mau kerumah maya”. Tepi tetap tidak ada sahutan.
“kak, aku masuk ya?” aku pamit dulu, karena takut di gampar lagi. Dulu aku pernah nyelonong masuk kedalam kamarnya, ternyata dia sedang bugil.
Aku buka pintu kamarnya, gelap. Aku tekan saklar lampu. Dia sedang berbaring. Menelungkup masih mengenakan seragam kerja. Blazer warna krem denga rok pendek warna senada. Rok itu sudah tertarik ke setengah pahanya. Sayup-sayup aku mendengar isak tangis. Awalnya mau ngintip isi ronya batal. Aku dekati dia.
“kakak kenapa?” aku duduk di dekat kepalanya.
Dia bergerak sedikit, kemudian menyodorkan kunci mobil.
“kakak kenapa nangis?”
Dia hanya menggeleng.
“gak usah nangis lagi deh, nanti bang rendi datang kakak belum dandan dia berpaling ke lain hati loh.” Goda ku
Kakak langsung bangkit secepat kilat, matanya merah. Dan berteriak.
“JANGAN SEBUT LAGI NAMA BAJINGAN ITU”.
Waduh, baru terjadi perang dunia ketiga nih kayaknya. Salah ngomong ane. Aku diam aja.
“ndi, coba kamu liat kakak, sisi mana yang kakak masih kurang, kok bajingan itu masih juga tertarik perempuat gatel kayak meri?” owh orang ketiga nih masalahnya. Aku ingat si meri. Awalnya dia akrab dengan kakakku. Pernah main kerumah. Ceweknya cantik. Gak kalah sama kak widya. Lebih pendek sedikit. Bodynya super bohai. Dada montok, pantat montok. Suara serak-serak basah. Memang tipe wanita penggoda. Pakaian selalu seksi. Mungkin setiap laki-laki pasti tergoda juga. 
“kok bisa bang rendi gitu, paling Cuma rumor aja. Gossip orang gak suka sama hubungan kalian”. Aku pura-pura dewasa. Berusaha menenangkan kak widya.
“kakak liat dengan mata kepala kakak sendiri ndi, si meri lagi bugil di rumahnya Rendi. Dan si rendi berusaha ngalang-ngalangi kakak waktu mau masuk rumahnya. Ternyata dia lagi bercinta sama pelacur sialan itu”.
Aku kaget juga, aku kirain bang rendi gak mungkin nyia-nyian cewek secantik kak widya. Otak ku berfikir cepat, sebagai negosiator andalan perusahaan, aku harus mengambil keuntungan dari situasi ini. tapi aku harus tahu dulu bagaimana perasaan kakak ku yang cantik ini dulu.
“ ya udh kalau emang dia gak suka lagi. Lepasin aja. Simple kan”.
“GAK BISA GITU. KAKAK UDAH NYERAHIN SEMUANYA KE DIA!!” kak widia berteriak. Aku kaget juga. Dan aku langsung bekap mulutnya.
“sssttt,,, jangan teriak-teriak. Tar di dengar bik narsih. Di laporin sama mama dan papa baru tahu rasa”. Bisikku ke telinga kak widya.
Kak widya diam, matanya melirik ke pintu. Dan membuka bekapan tanganku di mulutnya.
“trus kakak harus gimana? Kakak gak mau bang rendi ninggalin kakak. Bantuin kakak ndi, please..!!” suara kakak yang di pelanin dan serak-serak bikin si junior berdiri. Aku Cuma mengankat bahu, sedikit mencibil. Aku tinggalkan kamarnya dan duduk di ruang tamu.
Aku sedang nelpon maya untuk ngasih tahu kalau aku tidak bisa datang kerumah nya malam ini. Alasanku kak widya sakit. Jadi mau ngantarin berobat. Kak widya keluar dari kamarnya, kemudian duduk di sebelahku di ruang tamu.
“ndi, bantuin kakak.” Suara kak widya sangat memelas.
“kakak gak mau pisah sama bang rendi, kakak terlanjur sudah memberikan semuanya dengan dia, mungkin kamu nganggap kakak cewek murahan. Tapi mau gi mana lagi. Kakak udah terlalu sayang sama dia. Kakak gak rela kalau dia pacaran sama si meri.” Ini lah saat yang aku tunggu-tunggu.
“ ok deh. Aku bantuin. Sebagai mantan playboy. saya bisa membantu permasalahan saudari widya.” Jawabku sambil bercanda.
“ serius dong………” desak kak widya
“ hehehe. Aku mau kasih pendapat sedikit. Tapi jangan marah ya.”
“ apa?”
Nah ini yang di tunggu-tunggu, kingintahuan yang besar.
“ mungkin kakak kalah cantik dibandingkan si meri.”
Mimic wajah kak widya langsung berubah sendu. Tapi hanya sesaat. Kemudian mendongak lagi.
“ mungkin deh. Dari sisi mana kakak kalah cantik dari si meri.”
“kak, aku cowok loh. Kesalahan kakak selama ini kakak hanya berpandangan cantik menurut kakak. Cewek. Tapi tidak pernah berfikir apakah memang yang seperti itu yang di harapkan oleh cowok. Setiap cowok punya fantasi masing-masing. Dan mungkin kakak belum memenuhi criteria fantasi dari bang rendi.” Aku bertutur seolah-oleh Mario teguh.
“ gitu ya, emang sih kakak agak egois. Tapi sekarang harus bagaimana lagi.”
“benar, yang lalu biarlah berlalu, sekarang kakak harus mulai memperbaiki diri. Kakak harus membuat diri kakak menjadi fantasi lelaki. Termasuk bang rendi.”
“trus gimana adekku sayang, ahli menaklukkan wanita..” sahut kak widya mulai geram dengan penejlasanku yang berbelit-belit.
“kakak dengarkan ini, jangan dipotong ok”
“Hmmm” jawab kak widya.
“setiap lelaki bisa jatuh cinta pada pandangan pertama, beda dengan perempuan yang jatuh cinta pada pendengaran pertama. Kalau perempuan banyak yang dipertimbangkan dari seorang lelaki. Mungkin karena tajir, baik, pinter bisa nyenengin. Atau dia emang penakluk wanita. Bang rendi punya semua itu kak. Dia tampan, eksekutif muda, pinter, top class deh. Kakak juga top class untuk pandangan wanita. Tapi kurang top di mata laki-laki. Karena laki-laki jatuh cinta pada pandangan pertama. Otomatis dia mencari wanita yang bisa bikin matanya tetep melek. Cantik sudah wajib, satu lagi, yang bikin penasaran. Cowok kebanyakan ngejar-ngejar cewek di awal. Tapi ketika sudah dapat, udah pernah nge-sex, maka tujuannya sudah tercapai. Tidak ada lagi yang bikin penasaran. Wanita kalau sudah menyerahkan tubuhnya berpandangan dia sudah menyatu dengan pria-nya, tapi bagi laki-laki kalau sudah nge-sex dengan pasanganyaa, tujuannya sudah tercapai. Tantangan menghilang. Ini yang dulu aku rasakan. Kalau aku sudah tidur dengan pacarku, besok putuspun gak papa. Gak rugi. Tapi kenapa aku masih bertahan dengan maya. Karena meskipun kami sering nge-seks aku gak pernah bosan. Karena dia bisa bikin aku selalu penasaran dengan dirinya. Jadi selalu ada tantangan, seru. Bagi kami, wanita yang gitu amat sangat menarik, da tidak akan di lepaskan.”
Kak widya memperhatikan kata-demi kata yang aku ucapkan.
“jadi kakak harus belajar dari maya gitu?”
Waduh.. gawat nih. Bisa beralih dia pikirku
“emang kakak mau certain kalau kakak udah pernah ngeseks sama bang rendi?”
“ya gak dong” jawab kak widya
“sekarang aku yang tahu, aku laki-laki. Jadi kakak tidak perlu lagi bercerita, mengumbar aib ke orang lain. Cukup aku saja. Aku bantu sampai tuntas.”
“ya bantu realnya gimana dari tadi teori mulu” desak kak widya
“ to the point aja. Payudara kakak kurang menggiurkan ketimbang punya si meri.” Jawabku terus terang dengan ketenangan sempurna.
Kak widya bengong, dia melirik kepayudaranya. Kemudian menatapku lagi.
“ masa sih, kakak pernah mandi bareng meri dulu. Emang punya dia lebih gede, tapi punya kakak gak kecil-kecil amat.” Kak widya membela diri sambil berusaha membusungkan dadanya yang masih terbungkus seragam kerjanya.
“tuh kan, kakak Cuma mengandalkan pendapat kakak, gak peduli pendapat laki-laki. Coba buka blazer nya”. Aku mulai meluncurkan jurus pertama.
Kulihat kak widya sedikit ragu, kemudian membuka kancing blezernya. Menatapku lagi. Aku menggeleng. Mengisyaratkan buka semua. Bukan hanya kancingnya saja. Kak widya mulai membuka blazernya. Sekarang dia hanya mengenakan kemeja putih dengan renda-renda di sekitar dada. Garis bra yang dia kenakan membekas di baju. Aku mulai memperhatikan payudaranya. Tanpa malu-malu lagi.
“coba busungkan dada kakak sedikit.” Kataku sambil tetap menatap dadanya. Kak widya mulai membusungkan dadanya.
“coba menghadap ke sana” aku menunjuk kedepan. Agar aku bisa melihat tampak samping. Aku perhatikan dari samping, sebenarnya payudara kak widya gak kecil. Tapi tetap gak bisa di bilang montok.
Aku duduk menyandarkan badan di kursi. Menghela nafas. Ku tatap kak widya. Kemudia menghela nafas
“kecil kak, tapi bisa kita akali. Coba aku pegang”
Kak widya langsung menarik dirinya, dan mendekap dadanya.
“gak ah, masa kamu mau pegang dada kakak.”
“trus aku mau nilainya gimana kalau gak tau ukuranya sebenarnya gimana. Aku mau tahu juga kelebihan payudara kakak apa, kekurangannya apa. Biar bisa kita tahu solusinya. Kalau gak mau ya sudah, intinya itu tadi. Payudara kakak masih kurang menantang.”
Kak widya galau, kemudian mendekat lagi.
“janji ya Cuma pegang doang, jangan macam-macam.”
“yaelah,, nih pegang burung ku. Emangnya tegang. Aku pengen gitu”. Tantang ku.
Kak widya diam saja. Kamudian mendekat lagi, wajahnya memandang ke dalam. Takut bi narsih keluar. Aku mulai mengulurkan tangan ke arah payudaranya. Sambil gemetaran menahan nafsu Aku raba payudaranya dari luar baju. Aku raba yang kiri dari atas sampai bawah. Tidak ada yang aku lewatkan. Kemudian meraba payudaranya yang kanan. Aku semakin tidak tahan. Aku remas pelan-pelan. Menikmati. Kemudian tanganku mulai merayap kedalam lewat bawah baju kemejanya. Tapi tangan kak widya langsung mencegah tanganku masuk. Ku tatap dia. Aku bisik pelan.
“aku mau tahu aslinya.”
“tar bik narsih liat. Di laporin sama papa dan mama.” Jawab kak widya sambil berbisik.
Kulirik ruangan tengah, bik narsih nonton tv sambil memunggungi kami.
“gini aja, ke kamar atas aja. Kalau dia datang kan keliatan. Kalau di kamar aku atau d kamar kakak nanti dia curiga. Kakak ganti baju aja dulu. Pake daster atau apa. Aku tunggu di atas.”
Tanpa menunggu jawaban kak widya, aku langsung bangkit dan menunggu di kamar atas. Aku naik dan duduk di di sofa depan tv. Kamar atas biasanya berfungsi sebagai kamar tamu. d depan kamar ada sofa dan tv tempat kami biasa nonton film atau karokean. Keingat semangat mengucur di dahiku. Hal yang selama ini aku nanti-nantikan bisa aku rasakan nyatanya sekarang. Bukan hanya sekedar hayalan. Aku menunggu sekitar lima menitdi atas, hp ku berbunyi. Ada bbm masuk. Dari kak widya,
‘Pake bra apa gak?’ isi bbm dia. Aku balas ‘gak usah, tapi bra nya di bawa, yang paling tebal busanya’.
Gak lama terdengar suara pintu di tutup. Selang satu menit kak widya sudah berdiri di depanku. Mengenakan jaket woll putih, dengan daster pendek  di atas lutut, warna pink terang. Rambutnya terurai sedikit bergelombang. Wajah bersih. Baru sudah cuci muka. Menambah kesan cantik natural. Juniorku semakin keras.
Kak widya duduk di sebalahku, kemudian mengeluarkan bra berwarna ungu dari dalam jaketnya.
“buka aja jaketnya!”
Kak widya menurunkan reetsleting jaketnya perlahan-lahan hingga kebawah. Kemudian membukanya. Sekarang dia hanya mengenakan daster pink tanpa lengan bermotif Winnie d’poh (saya gak tahu tulisannya yang benar gimana), bahan dater itu tipis. Tapi tidak transparan. Dari balik daster kelihatan putting susu nya mulai tegang. Aku beringsut mendekat. 
“sorry ya” aku pura-pura pamit. Padahal udah gak tahan lagi pengen nyentuh payudaranya. Aku elus kedua bukit kembar itu dari luar dasternya. Dari pinggir keluar. Tangan kanan menyentuh payudara kirinya, tangan kiri untuk payudara kanannya. Aku elus sangat pelan. Aku putar-putar dan sengaja tidak menyentuh putingnya. Aku mau buat kak widya merangsang dan penasaran. Sekitar satu menit aku elus-elus payudaranya. Jariku semakin lama semakin ke dalam. Kulirik keatas sedikit, kulihat kak widya menggigit bibirnya. Aku mulai merasakan kalau kak widya menikmati elusan tanganku. Aku sentuh pentilnya serentak kiri dan kanan. Uugghh, terdengar  desahan pelan dan dia reflek membungkukkan badannya.  Aku mendongak, kak widya cepat-cepat buang muka ke kiri. kalau pembaca lupa bagaimana wajah kak widya klik disini. atau videonya di sini tapi tolong jangan di sebarkan.
“cepat dong, nanti bi narsih liat, bahaya.” Bisik kak widya.
Sekarang aku pegang secara keseluruhan, sedikit aku remas, wow, sungguh indah rasanya, tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Benda yang selama ini aku hayal-hayalkan sekarang berada dalam genggaman, hanya di batasi selembar daster tipis. Aku remas perlahan-lahan. Payudara kak widya sangat kenyal, lumayan besar, penuh satu genggaman tanganku. Terasa di telapak tanganku putingnya semakin mengeras. Badannya bergerak-gerak pelan. Aku remas dengan gerakan memutar hingga keputingnya. Kembali gerakan reflek kak widya terasa.
“jangan dimainin di. Kakak gak tahan” suara kak widya terdengar sangat berat. Aku semakin girang. Dia sudah mulai terangsang. Aku tatap wajahnya.
“payudara kakak besar sebelah ya? Yang kanan posisi ujungnya lebih rendah dari yang kiri. Tapi yang kiri terasa lebih besar daripada yang kanan”. Aku mengutarakan analisa ku atas anatomi buah dadanya.
“iya emang gitu dari dulu.” Jawab kak widya
Aku penasaran bagaimana bentuk aslinya, aku lepaskan tangan dari payudaranya dan mulai menurunkan tali dasternya. Agak susah melewati bahunya. Cukup ngepress.
“angkat dasternya dari bawah aja” bisik kak widya
Lampu hijau menyala. Tapi aku gak mau buru-buru. Nanti niat burukku tercium olehnya. Aku angkat ujung dasternya. Kak widya mengangkat pantanya, agar daster mudah di angkat ke atas. Terlihat paha mulusnya dan CD abu2 yang menutupi daerah kewanitaanya. Terlihat bercak basah tepat di garis vaginanya. Sambil membuka dasternya aku sentuh kulit paha yang putih mulus itu. Mulus sekali. tanpa cela. Aku angkat hingga ke atas. Hingga kelehernya. Sekarang terpampanglah tubuh indah kakak kandungku yang cantik dan mulus ini. hanya mengenakan CD. Aku tahan godaan untuk memperkosanya sekuat tenaga.
“tahan dasternya” perintahku. Kak widya menurut saja. Wajahnya sudah mulai merona merah. Mungkin fantasinya sudah mulai tumbuh, menyaksikan tubuh indahnya di nikmati oleh adik kandungnya sendiri.
“iya yah, yang kanan lebih turun dan lebih kecil” aku kembali memegang payudaranya. Sekarang tanpa halangan apapun. Kurasakan mili demi mili permukaan payudaranya. Sungguh indah. Bahkan payudara kak widya lebih indah daripada payudara pacarku maya. Aku elus dan sedikit aku remas-remas.
“yang kiri lebih kenyal daripada yang kanan” analisaku lagi. Sesekali aku melirik kebawah. Kak widya melipat pahanya. Menjepit vaginanya sendiri. Tanda-tanda wanita yang lagi terangsang berat. Aku sentuh putingnya bersamaan. Uuggghhh dia mendesah lagi. Tapi kali ini tidak aku biarkan lepas.
“jangan di mainin putting kakak dek. Kakak gak tahan” bisik kak widya pelan sekali.
“mana yang lebih kuat rasngsangannya, yang kanan apa yang kiri?” tanyaku sambil tidak melepaskan jari dari putingnya.
“yang kiri.. uuggghhhhhh. Udah ah…” kata kak widya sambil melepaskan tanganku dari payudaranya. Kulirik CDnya semakin basah.
“coba kakak berdiri” aku angkat badannya biar dia berdiri. Kemudian aku menjauh kea rah pembatas tangga. Aku melihat ke bawah. Bi narsih masih focus nonton sinetron kesukaannya.
“angkat lagi dasternya” sambil aku memeberikan komando dengan jari.
Kak widya bagai kerbau dicucuk hidung, nurut dengan perintahku. Dia angkat dasternya dan berdiri di hadapanku. Aku perhatikan dengan seksama. Kemudian memberikan isyarat memutar dengan jariku. Dia berputar. Aku perhatikan mulai punggung hingga pantatnya. Tapi pandangan ke pantanya kurang jelas. Karena CD yang di kenakan kak widya cukup lebar. Jadi menutupi seluruh bongkahan pantatnya. Aku mendekat. Ku pegang pantatnya.
“busungkan sedikit dada kakak” kak widya langsung membusungkan dadanya.
“hmmmmm… pantat kakak juga kurang montok deh..” aku menjutkan analisaku. Aku masukkan tanganku ke dalam CDnya dari belakang. Aku remas bongkahan pantatnya sebentar. Kemudian aku tarik lagi. Aku buat dia semerangsang mungkin. kemudian aku duduk di belakang dia. Wajahku sejajar dengan pantatnya. Aku angkat sedikit pantatnya.
“ segini loh yang bagusnya”. Kak widya diam saja sambil tetap menahan daster di lehernya. Karena wajahku hanya sekitar 20 cm dari pantatnya. Aroma vagina nya yang basah masuk kedalam hidungku. Aku semakin tidak kuat menahan rangsangan ini. aku berdiri dan bergerak kea rah kamar tamu. ku buka pintunya.
“sini” seruku
“gak ah, mau ngapain pake ke dalam kamar segala”. Tolak kak widya.
“sini lah, biar kalau bi narsih naik gak kelihatan. Di pintu ini aja. Ayo sini.” Sambil aku tarik tangan kakakku yang sexy ini. akhirnya dia menurut. Dia sekarang berdiri di dalam kamar. Hanya setengah meter dari pintu. Tapi karena posisi tangga ke atas yang berada di belakang kamar, jadi kalau bi narsih naik, dia gak bakalan bisa ngeliat kak widya. Aku angkat lagi daster kakak, kali ini aku angkat total. Setengah menolak, tapi dia nurut juga. Mungkin dia fikir kepalang tanggung. Aku tatap seluruh tubuhnya, kemudian aku belai muali dari bahu, lengan atas, lengan bawah, kemudian daerah samping payudaranya, pinggang, paha hingga betis. Kemudian naik lagi ke paha, perut, vaginanya sengaja tidak aku senggol, ke buah dadanya lagi. Kemudian aku putuar tubuhnya hingga membelakangiku. Aku usap punggungnya, turun ke daerah pantat. Aku remas sedikit. Kemuian aku tarik CDnya kewah. Aku lepaskan. Kak widya kaget dan langsung menahan CDnya dari bagian depan.
“udah, gak usah d tahan. Lepasin aja. Ngalangin nih” aku terus menarik ke bawah. Hingga lepas.
“coba kakak busungin lagi dadanya” perintahku
Kak widya nurut aja. Aku putar badannya. Aku hadapkan ke cermin. Wajah kak widya sudah merona sangat merah. Pemandangan di cermin sungguh seksi. Kak widya bugil, polos tanpa sehelai benang pun, dan aku berdiri di belakangnya. Tangan kiri meremas payudara kirinya dan tangan kanan mengelus perutnya, penisku sudah menempel di pantatnya. Aku yakin dia pasti bisa merasakan penisku yang sudah tegang. Aku masih berceloteh menganalisa tubuhnya dan tangan kanan semakin merayap kebawah. Sudah berada di rambut pubisnya, kak widya sudah pasrah total. Bahkan sekarang dia menutup matanya. Jari tengahku bergerak semakin kebawah, sudah masuk ke belahan vaginanya. Hangat sekali. licin dan basah. Aagghhhh terdengar desar kak widya ketika jariku menyentuh klitorisnya.

“dekkkkkkkk” terdengar suara bik narsih memanggil dari bawah. Sial pikirku. Kak widya langsung melepaskan dirinya dan berdiri di belakang pintu.
“ya bik” sahutku. Aku cepat keluar kamar. Takut bi narsih keburu naik.
“bibi mau pulang, kunci pintu dulu.”
Sial, ni bibik gangguin aja. Aku buru-buru turun, menutup pintu pagar, dan pintu rumah. Lampu ruang tamu langsung aku padamkan, biar gak ada tamu yang datang jadi tidak ada yang gangguin lagi. Kemudian aku buru-buru naik lagi keatas. Kak widya sudah mengenakan kembali dasternya.
“udah ya, kan kamu udah liat tubuh kakak. Sekarang kakak mau dengar hasilnya”.
Gagal deh, mungkin kak widya sudah mulai sadar, dan kembali waras. Jadi gak mau lagi aku kerjain. Tapi aku gak mau nyerah, aku coba strategi lain.
“gini, cowok tu kan lebih tertarik pada fisik wanita. Fisik kakak masih ada yang kurang sedikit. Payudara kakak gede sebelah. Pantat kurang montok. Kakak senam kegel deh. Biar bokongnya naik. Browsing aja gimana cara senam kegel. Trus payudara kakak harus di samain. Owh iya, bang rendi suka mainin yang sebelah mana?”
“hmmm… yang kiri deh rasanya.”
“trus apa yang terjadi.”
“ ya kakak langsung cepet naiknya, ujung-ujungnya ML.” jawab kakak mulai tanpa beban lagi dalam bercerita.
“siapa yang ngajakin duluan.”
“ kalau udah terangsang berat, kakak yang ngajakin main.” Jawab kak widya jujur.
“nah itu masalahnya, kakak udah bukan tantangan lagi sama dia. Dia udah tahu caranya naklukin kakak. Kakak kalo ML sama bang rendi klimaks gak?” kejarku
“hmmm. Kadang klimaks, kadang nggak. Tapi kakak senang kalau dia bisa klimaks walaupun kakak gak dapet”.
“bulshit itu, gak ada yang namanya bercinta gak nyari kepuasan. Kakak terlalu mengejar dia. Posisi nya kakak yang mengejar, bukan dikejar. Dalam cinta kita tidak bisa mengejar terus, bisa di tindas, tapi kalau di kejar terus bisa jadi yang ngejar bosan. Harus ada timbale baliknya.” Aku menjelaskan panjang lebar kepada kak widya tentang pengalamanku dulu, bisa berganti-ganti pasangan sesuka hati.
“trus kakak harus gimana?”
Aku mulai menyusun strategi kedua.
“gini, kakak harus berlatih tahan terhadap rangsangan. Jangan terlalu mudah terangsang. Atau meskipun terangsang bisa mengontrol dengan tepat kapan harus di lepaskan kapan harus di tahan. Dengan begitu kakak bisa membalikkan posisi sebagai yang di kejar. Kakak suka posisi apa, maksud aku kakak cepat klimaks kalau pake gaya apa?”
“kalo gak women on the top, doggie style. Tapi bang rendi sukanya dia di atas. Gaya konvensional.”
“hmmm.. sudah bisa di tebak. Sebenarnya Cowok paling suka doggie, tapi kalo pantat ceweknya montok. Kalau women on top juga gitu. Tapi itu bisa di perbaiki. Sekarang yang jelas kakak harus bisa mengontrol rangsangan.”
“caranya gimana dek” Tanya kak widya. Aku di rumah memang sering di panggil adek, karena paling bungsu. Mama, papa dan bi narsih juga memanggil aku adek.
Aku duduk semakin merapat ke kak widya. Aku elus lagi payudara kirinya. Kak widya mau menolak.
“masa latihannya sama kamu dek” tahan kak widya sambil tangannya memegang tanganku.
“trus kakak mau latihan sama siapa? Cuma sekedar teori. Lama… keburu kecantol sama meri bang rendinya. Kak widya melemahkan pegangan tanganya.
“tapi inget ya ini Cuma latihan, kamu jangan ambil ke untungan dari kondisi kakak ini. kakak gak mau terjadi hal yang tidak di inginkan.”
“iya..tenang aja deh. Gak mungkin aku nafsu sama kakak kandung sendiri.”
Aku mulai mengelus elus payudara nya lagi. Kadang aku remas perlahan. Aku focus pada payudara kirinya. Biar dia semakin cepat merangsang, uugghhh kak widya mulai mendesah, aku angkat dasternya hingga melewati kepala. Kak widya sudah mengenakan CD nya kembali. Aku mainkan putingnya yang mulai mengeras.. aaaahhhh desahan kak widya semakin keras. Aku semakin semangat. Kulihat kak widya memejamkan matanya. Ahh.. ahh… intensitas desahannya semakin sering. Ingin rasanya aku lumat bibir seksinya itu. Aku dekatkan wajahku ke dadanya.
“tahan ya…”
Aku mulai menjilati payudaranya. Aku mainkan putting payudaranya dengan lidahku. Kuputar-putar. Terkadang aku hisap-hisap. Penisku sudah berontak ingin keluar.
“aaaahhhhhh….. dekk…. Ahhh…” kak widya mulai mendesah. Kaki nya mulai merenggang.
Ini saatnya, aku yang duduk di sebelah kirinya , tangan kananku membelai-belai punggungnya, tangan kiri mulai merayap kebawah hingga ke daerah vaginanya.
“jangan kesana dek… aaahhhhhh…..” desahannya kakak makin kuat ketika tanganku masuk kedalam CDNya dan mengelus klitoris.
Aku mulai tidak sabar lagi. Kubuka CD abu-abu itu, aku elus-elus vaginanya dari atas kebawah. Desahan kak widya semakin jelas.
“ahh…ah…ah….” Kak widya memaju mundurkan pinggulnya, mengikuti gerakan tanganku.
“ahh…dek…ah… kakak gak tahan”. Aku tahu ini saatnya. Aku buka celana ku.
“ dek… ingat jangan ambil kesempatan dalam kesempitan.” Kak widya membuka matanya dan menatapku. Tapi tangannya masih menahan tanganku di vaginanya. Aku masukkan jari kedalam liang vaginanya.
“AAAHHHHHHHHHHH……. Adek nakal…” desahan kak widya makin kuat.
“nikmati aja kakak sayang….” Bisikku di telinganya.
Ahh..ahh…ahh…. desahan kak widya makin cepat dan kuat. Dia sudah hamper klimaks. Aku cabut tanganku.
“ahhh… adek jangan siksa kakak…” rengek kak widya manja. Aku jadi sangat geregetan.
“ aku pengen juga kak” akhirnya kata-kata itu keluar juga dari mulutku.
“jangan ya adek sayang, tabu” sambil kak widya menarik tanganku lagi ke aeah vaginanya. Matanya tertuju pada penisku yang nongol keluar dari atas celana.
“nanti kakak puasin, tapi janji jangan masuk.” Kata kak widya.
“iya janji.”
Kak widya menurunkan celanaku, penisku menjulang gagah ke angkasa. Raut wajah kak widya tampak terpesona melihat penisku yang panjang, diameter 3 cm panjang 16cm. mungkin dia juga tergoda. Kak widya berdiri di hadapanku naik di atas sofa. Aku yang duduk otomatis wajahku berhadapan langsung denganvaginanya. Ku julurkan lidahku dan menjilati clitorisnya.
“AAHHHHHH….. jangan di jilat dek..ampun,,,,ahh..ahh..ahh…” desahnya semakin kuat.
Kemudian kak widya mendorong kepala ku menjauh. Aku rebahan di sofa. Kak widya kemudian menduduki daerah selangkanganku, penisku di lipatnya ke atas, kemudian dia duduki. Au mersakan vaginanya yang hangat dan licin berada tepat di batang penisku. Kak widya mulai memaju mundurkan vaginanya. Hangat, licin, lembab bergerak maju mundur. Dari pangkal penisku hingga hamper ke ujung terasa nikmat, seperti di pijit-pijit… tangan kak widya bertumpu kebelakang. Ke lututku.
“ahhh…ahhh…ah…” desahan kak widya semakin cepat. Makin lama goyangan pantatnya makin cepat… “ dekkkk,,,, enak banget…..” nafsunya udah naik sangat tinggi, hingga mengeluarkan kata-kata yang tidak seharusnya dia keluarkan di depan adik kandungnya. Kak widya mencondongkan badannya kedepan. Dia tarik tanganku dan meletakkan di dadanya.
“ahhh…ahhh…ah…” desahan kak widya semakin cepat. Makin lama goyangan pantatnya makin cepat… “ dekkkk,,,, enak banget…..” nafsunya udah naik sangat tinggi, hingga mengeluarkan kata-kata yang tidak seharusnya dia keluarkan di depan adik kandungnya. Kak widya mencondongkan badannya kedepan. Dia tarik tanganku dan meletakkan di dadanya.
“aku remas ya kakakku yang cantikkkk”.
“iya adek sayang, remas aja sesuka adek” jawab kak widya dengan ekspresi yang sangat nakal.
“kakk… memek kakak hangat banget…”
“nikmati aja, mumpung kakak sedang gila” balas kak widya.
“Aaahh…ahhh…ahhh… dekkkkk… ka….kakkk…  gak tahan lagi….” Akhirnya aku merasakan kakak menekan vaginanya sekuat mungkin, kemudian tubuhnya bergetar getar. Dia sudah orgasme pikirku. Terfikir olehku satu hal jangan sampai dia sadar sebelum aku puas. Pengalamanku wanita kalau sudah puas akan kembali kea lam sadarnya. Hati nuraninya akan kembali menguasai otak. Bukan lagi nafsunya.
“adek, udah ya?” apa aku bilang, udah ngajak udahan ni orang. Cari enak sendiri aja.
“sedikit lagi kak. Goyang aja terus” balas ku.
“kakak capek dek” sembari kak widya melabuhkan badanya ke dadaku. Aku peluk dia sambil berusaha memasukan penisku ke vaginanya.
Kak widya mendongak. “ dek jangan!”
“biar cepet keluar kak” jawabku
“ jangan, kalau mau gesek-gesekin aja ke vagina kakak, kalau gak mau udah.”
“ya deh, kakak d bawah apa di atas?” tanyaku
“terserah kamu maunya gimana?” tutur kak widya pasrah.
Tanpa bicara, aku angkat tubuh kak widya dan aku rebahkan di sofa. aku letakkan penisku di atas vaginanya dan mulai aku gesek-gesek. Aku maju mundurkan. Kak widya memejamkan matanya. Tanpa respon. Aku remas payudara kanannya, awalnya kak widya melepaskan tanganku, tapi aku tidak mau kalah. Aku remas kemabali. Kuturunkan kepalaku, ku jilati lehernya. Uuggghhh kak widya mulai mendesah kembali. Terus aku gesek-gesek penisku ke vaginanya. Aku mau cium bibirnya, tapi dia menolak. Di rangkulnya leherku hingga kepalaku berada di sebelah kepalanya. Ku dengar kak widya mulai mendesah lagi. Dia mulai terangsang kembali. Aku mulai hilang kendali. Aku tarik penisku kebelakang dan langsung menghujam vaginanya, masuk. Aaahhhhh… ddeeeeekkkk….Nikmat sekali rasanya. Hanya dua hentakan kak widya melepaskan vaginanya. Secepat kilat dia berdiri.
Aku tercengang dengan responnya, kak widya mendelik tajam kearahku.
“jangan masuk, ini peringatan terakhir. Kalau masih juga, kakak gak mau puasin kamu.”
Aku diam saja, ku rentangkan tanganku mau memeluknya.
“ok..kakak sayang. Gak lagi deh”
Aku rebahkan lagi tubuhnya, sekarang aku main lembut, aku gesek-gesekkan kembali. Tapi perlahan-lahan.
“masa ya, cewek secantik kakak di selingkuhin ma bang rendi,”
Kak widya diam saja. Menoleh ke arah lain.
“kalau aku punya cewek secantik kakak, gak bakal aku lepasih deh. Cantik, mulus, baik, sempurna.”
Kak widya menatapku. “kakak gak mempan gombalan basi kamu”
“aku gak gombal kok, terserah kakak percaya apa enggak”
Kucium keningnya, sekitar 5 detik. Ke tatap mata kak widya. Tatapannya berrubah menjadi tatapan manja. Ku elus2 rambutnya.
“kamu emang ahli naklukin wanita ya”
Aku Cuma tersenyum, aku naikin badanku, kuremas payudaranya.
Aaahhhh…. Ku semprotkan maniku ke perut kakakku yang cantik ini. puas sekali rasanya.
“puaassss? Adekku yang nakal, nyemprotin mani ke kakak kandungnya sendiri.” Goda kakak ku kemudia dia ambil tisyu di atas meja dan membersihkan spermaku yang berceceran di atas perutnya.
Aku kenakan lagi CD dan celanaku. Kemudian tanpa bicara aku gendong kak widya.
“hey..hey.. kakak mau di bawa ke mana?”
“kakak kan hari ini lagi bersedih, jadi aku gendongin sampe kamar deh. Kakak gak usah capek-capek berjalan lagi.”
“ihhh,, kamu sok romantis” di rangkulnya leherku dan dia nempel di dadaku. Aku letakkan daster, CD dan BH di atas tubuhnya. Aku mulai berjalan mau menuruni tangga. Ku buka pintu kamarnya dan amku baringkan dia di sana. aku masuk ke kamar mandi yg ada di kamarnya, ku basahi handuk kecil. Kemudian aku lap tubuh kak widya. Leher, dada, perut dan vaginanya. Kamudian aku lap menggunakan handuk kering. Kak widya pasrah saja sambil tersenyum manis. Manis sekali. aku ambilkan CDnya yang bersih, aku kenakan.
“biar gak masuk serangga” candaku. Aku selimuti tubuhnya. Sebelum keluar kamar aku sempatkan mencium keningnya. Pokoknya aku perlakukan dia seperti aku sering memperlakukan pacarku. Aku mulai melangkah pergi ketika tangannya memegang tanganku.
“dek, tidur sini aja ya sama kakak. Tapi jangan macam-macam. Peluk kakak sampe pagi.”

“aku matiin lampu dulu.” Jawabku sambil tersenyum.
aku rebahkan kepalaku di bantal berwarna pink dengan motif hello kitty. wangi lembut. beda sekali dengan bantalku yang apek, bau asap campur iler. aku tidur di tepi ranjang, kak widya di tengah, sebelah kiri mepet ke dinding. dia tidur sambil membenampak kepalanya ke dadakiriku. aku peluk dan ku elus-elus rambutnya. nafasnya terasa hangat di dadaku. kakinya dari tadi sibuk menggesek-gesek ke kakiku. kebiasannya dari kecil.
"udah gesek-geseknya, kapan bisa tidur kalo kaki kakak goyang-goyang gitu?" timpalku
" kalo begini rasanya nya nyaman dek, udah kebiasaan. kalo tidur sendiri kakak gesek-gesek ke kaki kakak sendiri, kalao ada kamu ke kaki kamu lah. sensasinya beda, hihihi". sahut kak widya setengah berbisik
" ya deh. terserah kakak. jangan aja gesek-gesek yang lain. tar jadi begadang sampe pagi"
kak widya bangkit, sekarang posisinya sudah setengah menindihku.
"beneran kamu gak mau kakak gesek-gesek pake yang lain?" sambil menaikkan sebelah alisnya, kak widya menantang.
"kalau begini gimana?" kak widya menggerak-gerakkkan dadanya, sehingga payudaranya bergoyang-goyang menggesek dadaku.
"aku sih gak masalah, paling tar kalau aku jadi nafsu kakak juga yang repot" tantangku
"ihhhhhh, gak boleh dong. masa kamu nafsu ma kakak. kakak kan kakak kandung kamu, masa kamu lupa ndi. ck..ck..ck.. adek kakak udah amnesia kayaknya." nada sok lugunya bikin si junior kembali ingin beraksi.
"aku gak nafsu kok ma kakak, aku nafsunya ma cewek cantik yang gak pake BH dan sekarang lagi goyang-goyangin dadanya ke dada aku".
"emang tu cewek secantik mana?" sahut kak widya sambil terus goyang-goyangin dadanya
"cantik banget kak, seumur hidup aku belum pernah ketemu sama cewek yang lebih cantik dari dia, dia itu cantik, putih, mulus, bodynya perfek. mantap pokoknya..."
"ah, kamu bisa aja gombalin kakak"wajah kak widya bersemu merah
"yee... aku kan gak gombalin kakak, aku bilang tentang cewek tadi loh.. heheh. tapi sayang ada satu kurangnya" aku pasang tampang pura-pura serius
kak widaya langsung berhenti menggoyang-goyangkan dadanya. "kurang gimana?"
"orangnya rada oon. hehehe"
"aaaaaaaa" sahut kak widya dengan nada seperti orang yang di iklan traveloka. cewek yang bilang aaaa di pinggir jendela.
"lah emang rada oon kan. inget gak siapa yang ngisiin PR kakak waktu kakak nangis-nagis di SMA gara2 lupa bikin PR." canda ku
"iya..iya.. kakak akui kamu emang yang paling pinter. tapi ada sayangnya juga" hardik kak widya
"apa?"
"mupeng, muka pengen. hahahaha"
aku peluk kak widya. dan aku gulingkan dia kebawah. sekarang posisinya dia aku tindih.
"trus kalau emang aku pengen kenapa?" tanya ku dengan suara yang sangat pelan
"emang kamu pengen apa?" balas kak widya
"aku pengen ngajakin kakak terbang ke surga dunia?"
"emang di mana surga dunia?"
ada pokoknya, kakak mau ikut apa nggak?" ujarku sambil mulai menggesek-gesekkan penisku ke vaginanya.
"hmmm. boleh deh. kakak pengen tau juga gimana surga dunia?" bisik kakwidya di teligaku, aku sudah tidak lagi menghadap wajahnya, aku cium lembut leher kirinya
"hmmm. boleh deh. kakak pengen tau juga gimana surga dunia?" bisik kakwidya di teligaku, aku sudah tidak lagi menghadap wajahnya, aku cium lembut leher kirinya, naik ke belakang telinganya, pindah ke pipi dan ke hidungnya. kutatap kak widya dari dekat
"apa ya rasanya bibir seksi ini?" aku usap lembut bibirnya menggunakan jari telunjuk
"rasa strawberry kali?" sahut kak widya
aku dekatkan bibirku ke bibirnya, kali ini dia tidak menoleh ketempat lain. dia menerima. ku tempel lembut bibirku ke bibirnya. lembut sekali. memang benar ada aroma strawberry, aroma lipstiknya kali. aku belum membuka bibir. hanya menempelkan ke bibirnya. ku angkat kepala dan menetap wajahnya. tatapan mata kek widya manja, dan cantik sekali. aku ulangi cium bibirnya dan kulumat perlahan. kak widya mulai membalas, di kalungkan tanganya ke leherkku. kakinya yang tadi sejajar sekarang terbuka dan pahanya di buka. sekarang posisiku sudah ada di antara selangkangannya. aku jadi bernapsu sekali. aku lumat habis bibirnya, kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya. terasa kak widya menghisap-hisap lidahku. batasan sebagai adik dan kakak sudah hilang entah kemana.
"dek, CD kakak d buka dulu, tar kotor lagi" kata kak widya
aku secepat kilat naik, dan membuka CDnya. vaginanya sudah berlendir lagi. ku tatap lekat-lekat sambil membuka pahanya lebar-lebar.
"dulu aku sering liat ini, tapi gak pernah tertarik liatnya. skarang ini celah bikin otak jadi gak waras" tuturku sambil elus-elus vaginanya. kak widya tidak menjawab. hanya desahan halus yang merdu yang menjawabnya. aku maikan clitorisnya dan desahannya makin kuat. ini saatnya menacapkan penisku.
aku naik kembali ku cium bibirnya pelan kemudian cium keningnya. kak widya tersenyum manis. ku arahkan penisku ke vaginanya.
"dalam dompet kakak ada kondom, pake dulu ya sayang, biar aman" kata kak widya pelan
aku berdiri langsung dan membuka lemarinya. ada dompet panjang di rak no 3. aku buka. ada kondom durex 2 biji. aku ambil semua, dan ku pakai satu kemudia secepat kilat naik ke tubuhnya lagi.
"gak sabaran amat sih, kayak belom pernah ML aja" canda kak widya
" sama manusia sering, tapi sama bidadari mau mlm ini" goda ku
"aaaaaaaaaa" jawab kak widya meniru gaya iklan traveloka
ke usap-usap kepala penisku ke vaginanya. kak widya mulai mendesah, aku masukkan pelan-pelan, agak susah.kuregangkan lagi pahanya. kudoronglagi. kepala penisku mulai masuk. ku dorong lagi dalam 1 hentakan
" aaagghhhhhhhhh" lenguh kak widya.
aku mulai goyangkan pinggulku maju mundur. desahan kak widya makin keras, vaginanya masih sempit dan hangat sekali. ku goyangkan terus sambil meremas payudaranya.
"cepet dek kakak udah mau keluar" kaki kak widya mengunci pinggangku san kukunya terasa menggores pinggangku salam cengkramannya. kupercepat sodokanku ke vaginanya. aku juga terasa mau keluar.
"ahhh...aahhh...aahhh.... ka..kak... ma..u... keluar, terus....teruss.."
"aku mau keluar juga kak"
"ayo sayang, barengan ...." desah kak widya
"aahhhhhhhh... kakak keluar.."
dan gumpalan sperma di ujung penisku muncrat juga. membentur ujung kondomku di dalam vaginanya. nikmat sekali. ini persetubuhan paling nikmat yang pernah aku rasakan.
Senin pagi aku berangkat ke Sumatra tepatnya ke kota palembang, ada tugas dari perusahaan selama 3 hari. Dari bandara aku langsung di jemput oleh manager area langsung, beliau masih muda, paling 7-8 tahun di atasku. Beliau menawarkan makan siang di salah satu restoran kenamaan di kota Palembang. Kami banyak ngobrol-ngobrol tentang hidup masing-masing. Dan saya ketahui bahwa dia adalah duda tanpa anak. Dan sekarang lagi cari pasangan. Aku langsung kepikiran sama ka widya (ini video kak widya), siapa tau dia bisa melupakan rendi pacarnya dan berpindah ke manager ini. kalau aku punya ipar manager, minimal jenjang karir di perusahaan ini bakal lancar. Hehe (klo agan-agan belum baca cerita awalnya. baca awalnya dulu. klik di sini .
“gimana criteria cewek yang pak reno mau?” tanyaku
“saya gak neko-neko sih, yang penting orangnya bisa jaga diri dan setia cantik bukan yang utama. Tapi saya tetap mau yg cantik juga. Saya trauma sama cewek yang cantik doang. Baru saya tinggal 1 bulan sudah selingkuh”
“ok deh. Nanti saya bantu promosiin sama teman2 di Jakarta deh”
“oh iya ndi, kamu sudah baca email dari saya tentang rencana ekspansi di wilayah satu kan?”
Akhirnya obrolan kami sudah masuk ke ranah kerja. Tidak terlalu menarik untuk saya ceritakan di sini. Saya tau agan-agan nungguin cerita ngeseknya doang. Hehe
Pukul 8 malam, aku sampai di hotel yang di sediakan oleh perusahaan. Aku buka semua pakaian, mandi bakalan membuat lebih segar. Baru mau melangkah ke kamar mandi gadget ku berbunyi. Ada BBM masuk
Adek jam berapa sampe? Kok gak ngabari?
BBM dari kak widya. Si cantik yang terpaksa harus di tinggalin. Aku balas
“jam 9 pagi, udah langsung kerja, tinjau lokasi sama manager sini. Kakak di mana skrg?”
Aku tinggalin gadgetnya dan masuk ke kamar mandi. 5 menit keluar dalam kondisi super segar.
Aku liat gadget lagi. Masih pake handuk. Ada balasan
Kk d rmh lg nyntai doang ma bi narsih ma anknya. Tp skrg d kmr. Adek lg apa?” aku tertawa dengan balasan kak widya, aku tadi Cuma Tanya dia dimana, jawabannya panjang lebar, dan aku gak ada nanya hal itu.
“aku baru udh mandi. Kk udah mandi blom?” kami memang akrab dan sering komunikasi jika sedang jauh. Tidak cuek seperti saudara kebanyakan. Balasan masuk. Cepet banget
Udah dong, kk udah cantik n wangi ky putri2 raja. :p
gak percaya ah” aku balas singkat
Gadget ku bunyi lagi, tapi bukan bunyi BBM. Ada panggilan dari line. Video Call dari kak widya. aku angkat
nih, kamu liat sendiri kan, kakak udah cantik”  kak widya memutar2 hpnya biar aku bisa melihar seluruh wajah n tubuhnya. Dia pake baju warna putih. Dengan potongan rendah di bagian dada. Awalnya dia terlentang sekarang dia tengkurap dan memandang hp. Belahan dadanya kelihatan sedikit. Lihat di sini
“iya sih cantik, tapi wanginya belum tau”
“Makanya pulang kalo mau tau wangi apa nggak?” Tantang kak widya
“jadi boleh cium nih klo pulang?”
Hmm... boleh gak ya.??? Kalo cium rambut boleh deh. Jawab kak widya sambil memanyunkan bibirnya, mata memandang kek kiri atas. Imut sekali
“kak, aku matiin dulu ya, aku mau pake baju dulu. Tar handuk nya lepas. Terbang dia. Hehe” ku turunkan kamera agar dia lihat aku belum pakai baju. Cuma handuk doang.
“Ih, sok pemalu deh adek jelek kakak. Kaya kakak gak pernah liat aja. Gak usah di matiin. Kakak mau ngintip kamu ganti baju. Awas kalo di matiin”. Kepalan tangannya di majukan ke dekat kamera.
“ idihhh, tar kakak pengen loh, mau puasin ke siapa coba?” aku goda dia dengan memajukan area tonjolan penisku yang tertutup handuk ke dia.
ye,,, kamu kira kakak bakalan pengen gitu. Sory ya?” cibir kak widya. Bibirnya di majukan imut sekali.
“oke deh.” Aku beranjak bangun. Aku arahkan camera hp ke arah ku. Biar dia liat aku ganti pakaian. Sambil jongkok dan pura-pura ambil ada yang jatuh aku pasang celana boxer dengan handuk masih tertutup. Aku tutup sudut pandangnya agar dia tidak tahu bahwa aku sudah pakai celana di dalam handukku. Aku bangkit lagi dan kenakan baju kaos press body tanpa lengan. Trus aku ambil cd. Pura2 mau mengenakannya. Aku melirik ke kamera. Dia terlihat menunggu .
“liat sana dong, mau buka handuk nih” sambil menunjukkan cd ke kamera.
buka aja, kakak mau liat, adek kemaren liat kakak bugil, sekarag gantian dong. Kakak juga pengen liat adek bugil. Hihihih.” Dia menopangkan kedua tangannya memegang pipi. Mata bulat dengan bulu mata hitam lentik itu tidak berkedip sedikitpun.
“ok deh. Satu.....dua...” aku membuka simpul handuk yang ada di pingging kiri. Perlahan-lahan. Biar dia makin penasaran. Terlihat sekali pipinya merona. Mungkin kalau terlihat, puting payudaranya pasti sudah mulai mengeras.
“tiga... taraaaaaaaa” aku buka handukku dan menampakkan bahwa di dalam handukku, aku sudah mengenakan celana pendek. Aku pun tertawa terbahak-bahak. Mata kak widya yang awalnya membelalak jadi redup. Dia menoleh ke kiri belakang. Mendengus. Dari telinganya keluar asap. Hehehe
aaaaaa... adek curang. Benci kakak ma adek ih” jawab kak widya cemberut.
“jadi dari tadi kakak nungguin mau liat burung aku ya?” ledekku
gak juga sih, burung kecil gitu aja. Gak ada keren-kerenya. Apalagi udah mandi. Pasti keriput. Kaya ulet bulu. Ihihi” balas kak widya
“eh kak, kakak gak pake BH ya?” tanya ku
iya, udah kakak lepas. Kenapa? Mau liat?” goda kak widya sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya.
“gak mau ah, tar kalo liat burung aku jadi tegang. Susah tidurnya lagi”
kok susah sih, kan ada kakak. Mau kakak kocokin, apa kakak emut?” goda kak widya sambil tangannya  menirukan gaya orang ngocok dan lidahnya keluar-keluar, menjilat-jilat angin.  
“ enaknya kalo masukin ke memek kakak” ujar ku berterus terang.
ih adek gak sopan banget, masa ngomong gitu ma kakaknya sendiri.” kak widya pasang tampang merajuk
”trus gimana dong ngomongny? Emang yang enak kalo masukin ke situ”
ya pake bahasa lain kek, masukin ke itunya kakak kek, ke anu kek, punya kakak kek, masa langsung to the poin gitu. Barbie kan malu dengernya.” Dikedip-kedipkannya berkali-kali ke kamera dengan tatapan menggoda. Burungku jadi tegang banget.
ihhhh.. ada yang bangun tuh kayaknya.hahahah” jawab kakakku.
“hahaha. Tanggung jawab ya. Kakak udah bangunin dia.” Jawabku
gak mau.. da..da..” dia melambaikan tangan ke kamera dan matikan videocall kami. Meninggalkan ku sendiri dalam ketegangan. Hiks,,,hiks,., :’(
Beginilah kelakuan kakakku, hoby menggodanya dari dulu gak pernah sembuh, kalau kecil dulu suka menggoda dengan makanan, sekarang suka menggoda dengan makanan juga, makanan lelaki. Hehe. Konak banget yang ku rasa. Di sini gak kenal cewek yang bisa di pake. Mau nanya resepsionis malu. Mau kocokin sendiri gak enak. Aagghhhh.. kampret banget deh kakak satu ini... tak lama hp ku bunyi lagi. Bunyi dering bbm. Ada peringatan kiriman suara di terima. Ada pilihan Terima atau tolak. Aku sentuh tombol terima.
aaaadeeekkkkkkkkkkk” kak widya mengirimkan suaranya. Suara manja, berat. Suara wanita yang sedang terangsang birahi. Dia sengaja mengirimkan suara ini biar aku makin terangsang. Dan benar saja. Burungku udah sekeras monas jadinya. Aku biarkan saja. Gak balas. Selang satu menit masuk satu lagi rekaman suara.
“aadeeekkkk, kok punya kakak jadi basah ya? Kakak lap pake tisyu ya. Aaahhhhhh”
Kampreeetttttttt, dia makin jadi nih godain aku. Aku foto burungku dari luar celana. Aku kirim ke dia. Dia balas dengan suara lagi.
udah tegang ya,, sini kakak elus-elus, apa mau di masukin langsung”
aku telp lagi linenya. Dering beberapa saat. Tidak di angkatnya. Kampret banget.  Aku coba telp lagi. Tetap gak di angkat. Aku kirim pesan.
“kalo kakak gak mau angkat, aku mau cari cewek aja deh.”
Tak lama hp ku berdering. Ada panggilan video dari kak widya.
adek kakak mulai nakal ya, suka main cewek malam. Sekali adek nyentuh mereka adek jangan sentuh kakak lagi” ancamnya
”trus gimana dong, udah tegang banget nih”
trus mau gimana? Makanya sini pulang. Kakak kocokin deh.” sahut kak widya
“aku kocok sendiri aja deh, kakak striptise”
hmmm,.... ya deh. Bentar kakak hidupin musikknya dulu.” Kak widya beringsut, kearah meja nya. ada laptop disana. Gak lama dia kembali lagi mengahap hp.
udah siap adek kakak yang aneh?”
Aku arahkan 2 jempolku ke kamera sambil tersenyum.
Perlahan mulai terdengar alunan musik remix di speakerku, kak widya mulai meliuk-liukkan tubuhnya. Dia mengenakan baju tidur model gaun warna putih transparan. Dengan tali yang sangat tipis di kedua bahunya. Area putingnya tidak kelihatan tertutup oleh renda-renda baju yang berbentuk bunga mawar. Area selangkangannya jelas kelihatan. Tapi masih tertutup oleh CD yang juga berwarna putih. Sekarang dia membelakangi kamera, tangannya diangkat, baju tidur nya semangin terangkat dan memampangkan paha putih mulus ke pandanganku. Aku mulai mengeluarkan torpedo kebanggan dari celana. Ku urut-urut perlahan. Aku tidak mau spermaku cepat keluar dan mengakhiri tontonan terbaik yang pernah ada.  
Perlahan mulai terdengar alunan musik remix di speakerku, kak widya mulai meliuk-liukkan tubuhnya. Dia mengenakan baju tidur model gaun warna putih transparan. Dengan tali yang sangat tipis di kedua bahunya. Area putingnya tidak kelihatan tertutup oleh renda-renda baju yang berbentuk bunga mawar. Area selangkangannya jelas kelihatan. liaht videonya disini Tapi masih tertutup oleh CD yang juga berwarna putih. Sekarang dia membelakangi kamera, tangannya diangkat, baju tidur nya semangin terangkat dan memampangkan paha putih mulus ke pandanganku. Aku mulai mengeluarkan torpedo kebanggan dari celana. Ku urut-urut perlahan. Aku tidak mau spermaku cepat keluar dan mengakhiri tontonan terbaik yang pernah ada.  Dia mulai melenggak-lenggokkan pinggulnya kekiri dan kekanan. Perlahan namun seksi. Tangannya juga semakin turun, mengelus pinggiran tubuhnya, mengikuti setiap lengkuk tubuhnya, dari kepala, pipi, leher,pinggiran dadanya, turun keperut, kepaha, dan samakin kebawah dia sekin menunggingkan bongkahan pantatnya ke arah kamera. Ada garis basah persis di atas vaginanya yang masih tertutup segitiga pengaman. Kak widya semakin meruunkan tubuhnya. Menunggingkan pantatkanya ke arah kamera sembari mengelus paha dan lututnya sendiri. Kemudian berdiri lagi perlahan-lahan hingga kembali tegak sempurna. Perlahan dia menolehkan kepalanya kekiri. Hampir 180 derajat. Mengerlingkan mata dan senyuman yang sangat nakal. Sambil tetap membelakangi kamera dia tangan kanannya menggapai tali baju tidur yang ada di pundak kiri. Ditarik kebawah perlahan dan melolosi bahu putih seperti pualam. Tubuhnya tidak berhenti bergoyang perlahan. Dia pintar sekali membuatku napsu. Napsuku sudah hampir sampai ke ubun-ubun. Aku sengaja menghentikan kocokan penisku. Aku tidak mau spermaku cepat keluar dan tontonan menarik ini jadi tidak sedap di pandang lagi. Tiba-tiba dia berhenti, berjalan ke arah laptopnya dan melakukan sesuatu. Tidak lama laptopku juga berbunyi. Ada panggilan skype.
nih kakak aktifin skype juga, jadi adek bisa lihat kakak dari depan dan belakang. Gimana? Adek suka?” suara merdunya terdengar dari laptop ku.
“I really love this, I love U so much” aku cium kamera laptop ku. Dan dia juga memonyongkan bibirnya dan mendekatkan ke kamera.
I love U too”. Sahutnya, merdu sekali.
Alunan musik makin kencang, dan kak widya mulai mengerakkan tubuhnya kembali. Sekarang aku bisa melihatnya dari sisi depan dan belakang. Arah depan bisa aku lihat dari laptop dan arah belakang dari HP. dia menurunkan lagi tubuhnya, tapi tidak jongkok. Tanganya masuk kedalam gaun tidurnya bagian bawah. Ohhh tuhannnn. Dia mulai membuka CD nya hatiku menjerit kegirangan. Perlahan sekali dia menurunkan Cdnya. Sengaja dia tidak memperlihatkan kan. Aku Cuma bisa melihat tangannya bergerak-gerak karena laptopnya berada di meja. Jadi sekarang hanya terlihat wajah hingga perutnya. Dari belakang terlihat pantanya, ketika CD putih itu turun sekilah terlihan bongkahan Pantatnya. Perlahan sekali, aku sangat tidak sabar. Alunan musik makin kencang, kak widya duduk di pinggir ranjang, dan menggakat kaki kanannya, ada CD terjepit di antara jempol dan telunjuk kakinya. Di arahkanya ke cam laptop. Seakan-akan dia mau menunjukkan, bahwa sekarang hanya gaun malam tipis berwarna putih itulah yang melindungi tubuhnya. Aku berusaha mengintip ke arah selangkangannya. CD yang bergerak-gerak membuat celah hangat itu kadang kelihatan sekelebat. Kak widya berbalik ke arah Hpnya.
“udah kakak buka nih, mau apa lagi?” tantang kak widya
“lanjut goyang lagi kak, bajunya di buka juga” jawabku
Kak widya bangkit dan mulai bergoyang kembali. Lidahnya menjilat-jilat bibir, matanya sendu, ekspresi wanita yang sedang terangsang berat. Tangannya mengelus lehernya, turun ke dadanya, dia maikan tangannya di dadanya, di remas perlahan, sekali, duakali, aaggghhhhh...... dari bibir imutnya mengalir desahan halus. Burungku menjadi tegang sekali. Ingin sekali rasanya aku pulang malam ini juga dan langsung menyetubuhi kakak kandungku yang cantik ini.
adekkkkkkk...... remasin nenen kakak dong” pintanya manja
Aku diam saya, melihat ulahnya yang makin merangsang. Aku yakin kalau sekarang dia juga sudah merangsang sendiri. Tangan kanannya masih meremas dada kanannya, tangan kirinya mulai turun ke bawah. Dan... ohhhhh. Dia mulai mengelus vaginanya.
adekkkk... kakak jadi pengen..” desahnya
“aku juga pengen kak”  
sini dong dek, kakak udah gemeteran rasanya” kak widya menurunkan tali baju yang di bahu kiri dan meloloskan kedua kedua tanganya dari tali tipis itu. Satu gerakan lagi maka baju itu akan jatuh, kak widya bakalan telanjang total.
adek mau lihat kakak bugil?” tanyanya
“mau banget kak, aku mau lihat bidadari yang cantik ini bugil dan terus menari”
tapi kakak capek dek?”
aku belum keluar kak!” timpalku
Kak widya bangkit dia ambil laptop dan memindahkan ke ranjangnya, kemudia dengan gerakan manja dia melepaskan bajunya kebawah. Dress putih halus itu langsung meluncur kebawah. Kak widya bugil. Dia naik ke atas ranjang dan bersandar di dinding. Menghadap laptop dan hpnya.
kakak sambil sandaran boleh kan?” pinta kak widya
“gimana kakak nyaman aja gak papa!” burungku udah tidak bisa kompromi lagi. Udah sekeras beton cor.
adek, nih kakak remas sendiri nenen kakak, kalo adek di sini adek yang remasin, lebih enak rasanya, aagghhhh....... adek...” racau nya sendiri
adeeeekkk, vagina kakak udah basah, kakak suka banget kalo di elus-elus di sini, aaaggh...aggh” kak widya mengelus-elus clitorisnya. Tampak jarinya udah mengkilat terkena lendir vaginanya.
adeeek, kakak udah lama banget gak masturbasi sendiri, sekarang masturbasi malahan di dipan adek kandung kakak yang lagi jauh pula, tapi demi adek gak papa kok, kakak rela. Agghh... liat burung kamu dong dek!”  kak widya makin meracau, pertanda dia makin terangsang.
Aku turunkan cam dan mengarah kek burungku yang terus ku kocok. Udah merah kepalanya. Udah mau muncrat.
coba di masukin ke sini dek, pasti lebih enak..” goda kak widya sambil terus mengelus vaginanya.
“sini kak aku masukin ya?” aku layani fantasinya yang juga fantasiku.
iya dek masukin, kakak udah gak tahan lagi. Ahh...ahhh....ah...” desah kak widya
“aku genjot ya kak?”
terserah adek mau kakak di apain, kakak pasrah aja.” Dia jawab dengan mata terpejam
adekkkkk, aahhh...ahh....ahh.....aaahhhhhhhh........aadeeeeeekkkkkkkkk!” suara kak widya makin tinggi, semoga tidak ada yang dengar. Lengkingan desahannya disusul dengan pahanya yang menutup rapat dan tuburnya bergetar. Dia orgasme. Kocokan ku pun makin menggila, aku juga udah tidak tahan lagi. Ku sambar tisyu di samping dan aaggghhhhhh....... untung keburu di tutup. Burungku sudah menyemprotkan lahar panasnya. 

“Nanti kalau pulang kita lanjutin yang berena ya kak?” sambil membersihkan kepala penisku dengan tisyu. Aku lihat kak widya di ujung sana juga sedang mengatur nafasnya. Dia melirik ke kamera, tidak menjawab. Hanya tersenyum manis

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.