Cerita Entot Ibu Kandung 3

Saya Rizwan usia 18 tahun kelas 3 SMA 1 CIPEJU, anak pertama dari satu bersaudara yaitu adikku Puput 7 tahun masih sekolah SD. Yahya ayahku berusia 49 dan Maemunah dikampung saya biasa disebut Bu Mae usia masih lumayan muda 38 tahun.

Dalam kisah ini saya ingin khusus menceritakan hubunganku dengan ibuku, Maemunah adalah seorang guru SD dikampung cipeju yang paling bahenol disekolah itu. Tubuhnya yang berisi juga payudaranya yang lumayan besar, belum lagi pantatnya yang lebar dan besar selalu menjadi fantasiku kalau lagi coli.

Pertama kali ibuku menjadi fantasiku ketika waktu itu aku masih SMP, aku mendengar rintihan ibuku ngentot dengan ayahku dan karena penasaran aku pun mengintip celah lobang pintu. Aku sampai terbelalak melihat ibu mengangkang dikasur dengan posisi ayahku menindih ibu sambil menggenjotnya berkali-kali sehingga ayahku terus-menerus mengerang, kulihat ibuku memeluk ayahku dan meremas pantat ayah. Lalu tiba-tiba ayah mengejang dan menghentakkan pantatnya kebawah merapatkan tubuhnya dengan ibuku “Aahhh Bu enak sekali memek ibu ayah puas sekali…Aaahh….”
“Baru Lima menitan pak kok udah selesai.. ibu belum keluar pak…”
“Abis mau gimana lagi bapak udah muncrat duluan, kontol bapak juga udah lemes Bu.. ya sudah bapak capek mau tidur…”

Ayah turun dari tubuh ibu lalu tidur membelakanginya, ibuku melamun meremasi bantalnya sambil melihat ke arahku, ibuku tidak tahu bahwa anaknya telah melihat tubuh mulusnya yang menjadi awal fantasi coli ku.

Sejak saat itu aku sering coli sambil menyebut-nyebut ibu, “Ohh Maemunah memekmu pasti enak sekali.. Aahhhh!!” Sampai aku muncrat dan kontolku masih saja tegak dengan angkuhnya, aku belum mendapatkan kepuasan walaupun sudah kukeluarkan spermaku, yang dipikiranku selalu ada ibu dan suatu saat nanti aku ingin sekali ngentot dengan ibuku, aku akan berjuang meluluhkan hati ibuku.

Tiga tahun sudah berlalu bayangan ibu selalu memenuhi pikiranku dan sekarang aku sudah berusia 18 tahun nafsu seks-ku semakin menjadi-jadi ingin menikmati tubuh bahenol ibuku.

Tapi tetap disekolah aku berusaha belajar serius, sampai di semester akhir ini aku aku pernah ranking pertama walaupun sekarang menurun diperingkat dua dan tiga.

Meskipun ibu menjadi bahan fantasi coliku, aku berusaha untuk tak terlalu membebani ibu. Disekolah selalu belajar serius, dirumah aku membantu pekerjaan rumah ibu dan bahkan membantu ibuku menyelesaikan tugas murid-muridnya yang dibawa kerumah untuk diperiksa.

“Nak, ibu bangga mempunyai anak seperti kamu. Selain pintar, kamu juga sangat memperhatikan keadaan ibu.”

“Itu karena Rizwan sayang ibu, gak tega rasanya ku biarkan ibu merasakan lelahnya disekolah mengajar, lalu ditambah dirumah juga membawa tugas-tugas sekolah. Jika ada apa-apa Rizwan siap membantu ibu..”

“Sini sayang ibu ingin meluk kamu nak” ku hampiri ibuku lalu dipeluknya aku sambil berkata “kamu sudah besar ternyata nak, malah tinggian kamu sekarang, makasih yaa sayang.. ibu benar-benar merasa terbantu dengan adanya kamu..”

“Aku senang bisa meringankan beban ibu, Rizwan sayang ibu..”

“Iyaa sayang ibu juga sayang kamu, ya sudah ibu mau ngerjain tugas anak-anak dulu yaa sayang tinggal sedikit lagi..”

“Baik Bu, kalau ada apa-apa bilang Rizwan ya Bu?”

“Iyaa iyaa ihh putra ibu selaluuu aja bikin senang ibu..hihihi”

Sebenarnya ibu memelukku jika tak ada ayah aja, dia merasa canggung memeluk anaknya didepan suaminya. Meskipun sebenarnya ayah biasa-biasa saja tak merasa risih atau aneh, malah pernah ibu memelukku didepan ayah dan ayah malah bilang “wah-wah! Anak dan ibu akur banget ayah senang lihatnya. Beda dengan anak tetangga setiap hari ribut-ribut terus.”

“Iyaa pak, putra kita yang satu ini selain pintar sayang sama orang tua, selalu nurut kepada ibu dan membantu pekerjaan ibu.”

“Owh.. siapa lagi dong bapaknya iya kan nak?” Kata ayah kepadaku.

“Iyaa yah kan Rizwan putra ayah..”

“Yeee Rizwan juga putra ibu, siapa yang mengandung? Siapa yang menyusui? Siapa coba yang melahirkan? Ibu lho pak.. bapak kan cuman modal flashdisk doang Weeee..😝” kata ibu sambil menjulurkan lidah kepada ayah, tapi tangannya masih memelukku.

“Hahahaha! iyaa iyaa terserah ibu lah! Ayah mengalah saja daripada piring melayang..”

Aku merasa senang keluarga ini terlihat selalu tersenyum bahagia, tapi terkadang aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan ibu dan aku sendiri sedang mencari tahu apa sebenarnya yang disembunyikan ibu kepadaku..?

Ketika ayah sedang ada dirumah, aku sering mendengar ayah mengerang tatkala suasana rumah sunyi. Kira-kira jam 10 malam aku tidak begitu memperdulikan suara itu karena saking seringnya aku mengintip, paling hanya sepuluh menitan suara erangan itu lenyap dan kebiasaan ayahku pastinya langsung tidur lelap karena kecapean setelah ejakulasi.

Didapur aku menyeduh teh manis untuk menenangkan pikiran kotorku, biasanya aku membawanya kekamarku supaya lebih santai.

Ketika sedang asik menyeduh teh manis ibuku kedapur dan agak kaget ternyata ada aku didapur, sedangkan ibu hanya memakai kain sarung yang menutupi tubuhnya.

Untuk mengalihkan perhatian ibu yang melihatnya dalam keadaan acak-acakan, aku pura-pura tak menyadari dan menyapa ibuku.
“Ibu? mau kemana Bu?”
“Ke kamar mandi sayang bersih-bersih dulu, kirain gak ada kamu didapur ibu kaget tadi..”
“Abis ibu dari kamar mandi kita minum teh dulu Bu ya?”
“Hmmm… Boleh, lagian ibu juga belum ngantuk betul..”

 

Ibuku pergi ke kamar mandi dan aku mendengar jelas suara air kencingnya yang begitu merdu, mungkin ibu sedang membersihkan memeknya dan mencuci mukanya.

Datanglah ibu keluar dari kamar mandi lalu duduk di sampingku, ku sediakan secangkir teh manis hangat untuk ibuku dan duduk disamping ibu.
“Makasih sayang, kamu itu pandai banget ngambil hati ibu… Aaahh… Teh manis buatan kamu memang pas”
“Gak kemanisan kan Bu? Kalau kurang manis liat aku aja Bu hehee..”
“Dasar ya kamu malam-malam udah gombalin ibu.. kamu belum ngantuk sayang?”
“Belum Bu, tadi abis baca buku.. Rizwan merasa haus makanya kedapur bikin teh manis.. maaf Bu, sebelumnya Rizwan minta maaf ada yang ingin Rizwan tanyakan sama ibu..”
“Nanya apa sayang?”
“Emmm.. sudah lama sebenarnya Rizwan memperhatikan ibu seperti masih ada beban yang ibu pendam selama ini.. ibu jangan malu untuk ceritakan uneg-uneg ibu, Rizwan pasti mendengarkan keluh kesah ibu..”
“Itulah nak seperti yang barusan kamu katakan, ibu malu mengatakannya.. entah ibu harus bagaimana? Dan dari mana mengatakannya.”

Ku genggam telapak tangan ibu dengan kedua tanganku, aku berusaha menguatkan mentalnya agar ibu mau mengatakannya.
“Bu, percayalah.. Rizwan akan menjaga rahasia ibu asalkan ibu percaya sama Rizwan, aku ingin ibu membagi perasaan ibu kepadaku Bu, karena Rizwan menyayangi ibu..”

Mata ibu mulai berkaca-kaca lalu menangis dipelukanku, suara tangisan ibu agak ditahannya agar tidak terdengar ayah.
Sekitar tiga menit ibu menumpahkan tangisannya dipelukanku, lalu ibu menenangkan diri dan mulai ingin berbagi rasa denganku.
“Nak, ibu punya rahasia yang ibu pendam.. bahkan ayahmu sendiri tidak mengetahuinya. Bertahun-tahun sejak ibu melahirkan kamu, ibu belum pernah merasakan kenikmatan hubungan badan dengan ayahmu. Batin ibu terasa sangat tersiksa menahan beban batin yang ibu pendam bertahun-tahun. Tapi.. ibu berusaha menampakkan ekspresi bahagia karena ibu tak ingin membuat ayahmu kecewa. Akhirnya ibu lega sekarang sayang, perasaan ibu yang memendam beban batin itu sekarang sedikit terobati dengan bercerita sama kamu sayang. Makasih yaa sayang… Ibu merasa beruntung melahirkan kamu, ibu juga sayang kamu..”
“Iyaa Bu Rizwan juga sangat menyayangi ibu, Rizwan senang ibu mempercayai Rizwan Bu.. nanti kapan-kapan kita curhat lagi ya Bu? Makasih bu sudah mengeluarkan uneg-unegnya, Rizwan akan berusaha membahagiakan ibu..”
“Ya sudah makasih sudah mau mendengarkan curhatan ibu ya sayang, ibu mau kekamar dulu nanti ayah kamu nyari ibu walaupun tak mungkin minta lagi..”

Ibu bangkit berdiri dari kursi, aku pun berdiri dan kupeluk ibuku dari depan, ibuku sedikit terkejut dengan pelukanku yang tiba-tiba itu, tapi tak melarangku atau memprotesnya malah ibuku memelukku juga sehingga kami saling berpelukan.

Ibu merasakan ketenangan sedangkan aku merasakan kehangatan tubuhnya ibu. Aahh.. sungguh aku merasakan nyaman sekali memeluk tubuh ibuku ini.

Saat ini aku sedang bersikap dewasa, ibuku ku elus kepala belakangnya sambil berpelukan. Ibu merasakan kedamaian, perlindungan dan merasa diperhatikan. Batinnya yang bertahun-tahun terasa gersang, kini seakan ada hujan yang menyirami jiwanya.

Kami saling berpandangan dan entah siapa yang memulai aku dan ibu saling berciuman, aku merasa birahi didalam dadaku mengalir deras merambat keseluruh tubuhku, kontolku sampai menegang hebat didalam celanaku:adek:.

Aku terus menciumi bibir ibuku dan ku rasakan desahan nafas ibu terasa panas berhembus menerpa hidungku. Ibu tak berusaha menghentikannya sedangkan aku berusaha menyerangnya.

Aku ingin sekali ngentot ibuku malam ini, tapi aku tak yakin ibuku mau dientot anak kandungnya sendiri. Meskipun tubuhku merapat dengan tubuh ibuku, bahkan kontolku sampai menyundul memek ibu walaupun masih terhalang celanaku dan kain sarung ibu.

Entah ibu sadar atau tidak dengan perbuatan yang sangat menantang ini, bagaimana jika ayah bangun? Bisa kiamat rumah tangga ibu.

Aku hentikan ciumanku kemulut ibu, kami saling bertatapan.
“Bu, kekamar Rizwan yuk?”
“Tapi sayang bagaimana jika ayahmu bangun nak?”
“Percaya Bu ayah pasti tak akan bangun, biasanya lelap sekali tidurnya..”

Akhirnya ibu pun mau kuajak kekamarku, seharusnya ibu bisa saja menolakku dan pergi meninggalkanku. Batin ibu seperti Padang gurun yang gersang bertahun-tahun yang merindukan hujan, akhirnya ibu sudah berada di kamarku dan aku kunci pintunya.

Nafas ibu masih terasa berat dan ngos-ngosan, tubuhnya mulai berkeringat dan terlihat bergetar disebabkan nafsu yang tertunda.

Kupeluk lagi ibuku kami pun berciuman kembali, segala resiko sudah tidak kami perdulikan bilamana ayah terbangun dari tidurnya. Sembari menikmati bibir ibu kulepaskan kain sarung yang menutupi tubuhnya ibu sampai terjatuh kain itu kebawah kakinya, kini ibu sudah telanjang bulat. Tanpa malu sedikitpun ibu membalas ciumanku, aku mulai melepaskan celana boxerku beserta celana dalamnya.

Ujung kontolku kini sudah bersentuhan langsung dengan memek ibu, aku merasakan sensasi yang luar biasa nikmatnya dengan hanya menempelkan saja kontolku dengan memek ibu sudah terasa nikmatnya.

Tidak hanya aku sendiri, ibu pun merasakan sensasi seks yang berbeda dari biasanya, ada perasaan gairah yang menggebu-gebu didalam dirinya, ibuku tahu bahwa ini sudah tidak benar! Tapi didalam jiwanya yang terdalam sangat menginginkan aku menyirami jiwanya yang kering.

Sudah kepalang tanggung, aku buka saja bajuku sehingga kami sama-sama sudah tak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuh kami berdua. Ku rebahkan tubuh bahenol ibu dikasur dan kulebarkan kedua kakinya selebar mungkin sampai terlihat memek ibuku yang gundul tanpa bulu yang menghiasi memeknya.

Masih terlihat lelehan mungkin sperma ayah bercampur lendir ibu, tapi aku yang nafsuku sudah berada di ubun-ubun kujilati memeknya bertubi-tubi membiarkan lidahku menari-nari dan mengorek lobang vaginanya beserta clitorisnya.

Ibu sebenarnya ingin berteriak merasakan kenikmatan yang luar biasa ini, tapi ibu takut terdengar suaminya yang tertidur pulas.

 

Aku tak menyangka malam ini aku menjilati memek ibuku sendiri dengan begitu ganasnya, tangan ibu tak bisa diam meremas kasur, terpaksa kupegang kedua paha ibu dan kuhisap memeknya sambil kumasukkan ujung lidahku mengorek-ngorek lobang memeknya.

Tiba-tiba ibuku mengejang dan sesuatu yang putih kental mengalir keluar dari dalam memek ibu disertai erangan yang ditahannya sekuat tenaga, beberapa saat kemudian ibu kembali lemas tak berdaya lalu melihatku begitu lahapnya menelan cairan kenikmatannya.

Ibuku tersenyum, ia tak menyangka anak kandungnya menelan semua lendirnya yang tak pernah dilakukan suaminya. Sampai didalam lubuk hati ibu merasa bangga dan merasa dihargai dirinya oleh putra kesayangannya.

Ibu pasrah terserah mau diapakan tubuhnya ini, dia melihat ketulusan dari diriku yang selalu membuatnya bahagia dan merasakan kenikmatan yang diharapkannya.

Tanpa menunggu lama ku ludahi kepala kontolku dan ku lumuri batangnya, ku posisikan tubuhku tepat diantara kedua selangkangannya yang mengangkang lebar. Lalu ku dekatkan kepala kontolku dicelah memeknya Ooohhh… Hangat dan licinnya memek ibuku ini, aku sungguh sudah tidak kuat lagi ingin segera menyatukan tubuhku dengan tubuh ibu dengan memasukan kontolku kedalam memek ibu.

Panjang kontolku yang 16 cm dengan diameter 5.5 inchi siap menerobos pertahanan lipatan-lipatan otot memem ibu. Kutatap ibuku meminta ijinnya dan dengan pelan ibu menganggukkan kepalanya pertanda aku boleh memasukkannya.

Kepala kontolku sudah masuk dan terasa denyutan mulut memeknya meremas agar lebih dalam. Dengan penuh keyakinan bahwa ibu meridhoinya kutekan pelan tapi pasti batang kontolku menyeruak mulut memeknya dan terus menerobos JLEB! Aaaahhh!! Aku dan ibu mendesah berbarengan.

Kulihat batang kontolku masuk semuanya tak kusisakan sedikitpun kecuali biji pelerku merapat dengan pantat ibu. Aku merasakan denyutan dan remasan yang kuat mencengkeram batang kontolku, rona muka ibu terlihat memerah oleh birahi yang telah menguasainya.

Dulu aku dilahirkan dari sini dan sekarang aku malah sedang mengentot ibuku, batinku mengatakan ini sebuah kesalahan yang besar tapi denyutan memek ibu membuyarkanku untuk terus melanjutkannya.

Akhirnya aku tarik pelan-pelan sampai terlihat monyong lobang memek ibu mengikuti tarikan kontolku kusisakan kepala kontolku saja didalam memeknya, ku lihat lendir bening sudah menyelimuti seluruh batang kontolku yang berasal dari dalam memek ibu, ku hentakkan kembali kedalam pelan-pelan sampai mulut memek ibu pun ikut masuk kedalam.

Setelah aku merasa memek ibu sudah beradaptasi dengan kontolku, mulai ku genjot ibuku menghujamkan seluruh batang kontolku agar lebih masuk kedalam jurang yang penuh dengan kenikmatan itu sambil kutindih ibuku.

Kuciumi bibir ibu, leher juga kedua payudaranya. Sambil berbisik di telingaku ibuku berkata, “sayang… Aaahhh… Ibu bahhhagia.. sekali… Ssaayyaanngg..” aku tidak begitu memperdulikan kata-kata ibu, aku sudah tak sanggup membalasnya karena pikiranku merasakan setiap gesekan dan hantapan selangkangan saling beradu merdu.

Sudah 20 menit aku ngentot ibuku, dan ibu bilang “sayang ibu… Mmaauu.. kellluaarrr..Aahhh…” “Aku.. juga Bu mau kelluarr… Kelluarin dimana Bu?” “Didalam… Ajjaahhh..” setelah mendapat ijin ibuku, aku semakin bersemangat dan semakin ganas menghujamkan dan terus menghajar memek ibu secara brutal!.

Ibu sangat menyukainya seakan seperti sedang diperkosa anaknya, “Aahhhh…Aaaahhh….Aaaahhh… Ssaayyaanngg..kelllluuuaaarrrhhhh…” Aku merasakan denyutan yang berkali-kali memijiti dan terasa menyedot kontolku semakin dalam, sampai akhirnya ku hujamkan kontolku sedalam-dalamnya mengisi setiap lorong memek ibu sambil ku muncratkan seluruh spermaku memenuhi rongga memeknya CROOTTT… CRRROOOTTT….CCRROOOTTT… “AAaaahhh.. memek ibu enak banget Aahhh…” “Penis kamu juga enak banget sayang.. ibu suka… Akhirnya keinginan ibu harapan ibu terkabul juga sayang…”
“Bu jangan bilang penis, bilang kontol Bu biar panas sensasinya… Cobalah Bu..”
“Iyaa kontol kamu enak sayang ibu suka banget…Ohhh .. iyaa sayang ibu merasa nyaman seperti hilang beban ibu nyebut kontol…”

Ku hentak-hentakkan mengeluarkan sisa-sisa sperma yang masih ada dibatang kontolku.

Sebenarnya aku masih kuat kontolku masih tegang keras, tapi melihat situasi yang kurang bersahabat terpaksa kucabut kontolku dari memek ibu.

Ibu tahu anaknya masih ingin ngentot dengannya dan menyadari kontol anaknya masih tegak berdiri tapi ia kagum meskipun sedang diburu nafsu, anaknya lebih mementingkan keselamatan rumah tangganya.

“Bu, aku tak bisa lama-lama ngentotin ibu.. jika ibu berkenan boleh kan Rizwan ngentotin ibu lagi?”

“Gimana nanti aja sayang, ibu pikir-pikir dulu.. jujur ibu puas banget sayang.. ibu lupa berapa kali orgasme sampai kasur kamu terlihat becek penuh lendir.. ibu kekamar dulu ya, untung ayah kamu gak bangun… Nekat juga kamu..”

 

“Ibu gak nyesel kan Bu? Gak marah kan?”

“Nggak sayang… Tapi kita sudah melakukan hubungan terlarang sayang, anak ngentotin ibu kandung sendiri itu tabu nak… Tapi sudah terlanjur kita ternyata sama-sama menikmatinya… Ibu pergi dulu yaa..”

“Iyaa Bu hati-hati..”

“Iyaa sayang..”

Ibu pergi ke kamarnya menemani ayah tidur, sementara aku hanya bisa terbaring dikasur masih dalam keadaan telanjang bulat menatap langit-langit kamar juga kasurku yang menjadi saksi bisu hubungan incest antara ibu dan anak.

Ku raba kontolku masih terasa lendirnya belum kering, aku heran kenapa ibu tadi pas pergi tak membersihkan memeknya yang berlumuran spermaku? Ibu oh ibu bagaimana kalo ayah bangun minta lagi? Sedangkan memekmu lagi basah kuyup oleh muntahan kontolku.

Aku bangun tidur sekitar jam 5 subuh, sebentar aku duduk dipinggir kasur mengingat-ngingat kenangan indah semalam bersama ibu. Sungguh tak menyangka aku sudah menyetubuhi ibuku sendiri, lalu bagaimana dengan ibu? Apakah akan menjauhiku karena aku sudah menyetubuhinya? Malukah ibu jika bertatapan denganku nanti?

Sprey yang acak-acakan kubereskan dan diganti dengan yang baru, bekas sprey yang masih berlumuran sperma ku lipat dan kubawa kekamar mandi dan direndam untuk menghilangkan jejak.

Setelah mandi seperti biasanya aku beres-beres rumah dan mencuci piring, ternyata perkiraanku salah! Ibu sudah mandi sebelum aku kekamar mandi, ibu bertingkah seperti biasanya seolah semalam tak terjadi apa-apa dengannya.

Aku diam ibuku pun diam, lalu datanglah ayah masuk ke kamar mandi beberapa saat kemudian ayah pun keluar, tapi aku dan ibu masih saja diam. Aku bingung harus ngomong apa? Ibu pun tak memulainya. Apa ibu benar-benar marah? Menyesal? Malu? Semua itu berkecamuk didalam hatiku.

Tiba-tiba ayah datang menghampiri kami yang sibuk masing-masing, aku mencuci piring sedangkan ibu memasak untuk makan pagi.
“Waduhhh.. anak ayah rajinnya.. senang lihatnya melihat anak dan ibu sangat akur saling membantu..”
“Aku kan sayang ibu yah.. tapi Rizwan gak tau apa ibu juga sayang Rizwan?” kataku candain ibu.

Mendengar kata-kataku ibu langsung menyahut, “Rizwan kata siapa ibu tak sayang kamu? Masa ada ibu gak sayang anaknya.. ahh kamu ini…” Kata ibu sambil mencubit tanganku.

Akhirnya suasana yang tegang pun cair kembali, aku, ayah dan ibu ngobrol bersama di dapur. Sesekali ibu melirikku sambil tersenyum dan geleng-geleng kepala karena merasa ada yang lucu, tapi tak dikatakannya.

Setelah semuanya matang kami berempat berkumpul untuk makan pagi, Puput didekatku, sedangkan ibu dekat ayah. Aku sebenarnya masih penasan, kenapa tadi aku dan ibu sama-sama diam? Lalu apa ibu pun merasakan yang aku rasakan? Ibu tak seperti biasanya, dia lebih banyak menunduk ketika bertatapan denganku tapi tidak dengan ayah dan Puput.

Selesai makan ayah berkata, “bu, Rizwan, Puput ayah lupa mau mengatakan sesuatu. Besok ayah mau ke Kalimantan, ayah diajak teman ayah kesana menggali lobang tambang emas. Ayah pun tidak tahu sebulan sekali atau dua bulan ayah pulang. Rizwan ayah titip ibu kamu juga Puput ya?”

“Ayah, kok mendadak sih berangkatnya?” Kataku.
“Iyaa, tapi ini kesempatan ayah untuk mendapatkan uang yang banyak nak, yang penting kebutuhan kalian tercukupi dan ayah pun sehat dan selamat disana..”
“Berangkatnya berapa orang pak?” Kata ibu.
“Empat orang Bu, ayah kesana pakai jalur laut agar lebih murah ongkosnya. Ibu baik-baik aja disini ya? Pasti ayah akan hubungi kalian lewat telpon..”
“Mudah-mudahan disana baik-baik saja dan berhasil yah..” kataku.

Akhirnya waktu yang sudah ditentukan ayah pun pergi merantau ke seberang, biasanya ayah seminggu sekali pulang akan tetapi ini akan berbulan-bulan. Aku merasa kehilangan juga merasa bersalah karena telah ngentot ibu waktu itu, aku berkata dalam hatiku sambil melihat ayah pergi ‘Maafkan aku ayah, tubuh ibu telah aku nikmati’.

Setelah kepergian ayah seperti biasa aku pergi sekolah, ibu dan Puput pun pergi ke sekolah yang sama, Puput masih dikelas 1 sedangkan ibuku mengajar dikelas 6. Pulangnya kadang aku duluan kadang ibu dan Puput sudah ada dirumah.

Sejak ditinggal ayah, komunikasi aku dan ibu sepertinya terasa kurang baik. Ketika Puput pergi sedang main dengan anak tetangga, kulihat ibu sedang duduk diruang tengah. Aku pun duduk disamping ibu, tingkah ibu seperti grogi ada aku disampingnya. Ku beranikan tiduran dipangkuan ibu, lalu aku memandangi wajah ibu.
“Bu, ibu membenci Rizwan ya? Ibu marah sama Rizwan Bu? Kalau begitu Rizwan minta maaf sudah menyakiti ibu..”
“Nak, ibu tidak marah, ibu tidak membenci kamu sayang. Ibu malu sayang, sekarang ibu merasa hina karena telah berzina. Ibu sudah mengkhianati ayahmu..”
“Bu, aku juga merasakan hal yang sama seperti ibu. Tapi kita melakukannya atas dasar suka sama suka Bu, kalau ibu seperti ini terus, Rizwan malah tampak seperti orang jahat Bu.. apa Rizwan juga harus pergi dulu dari rumah agar ibu bisa tenang?”
“Sayang, kok kamu ngomong gitu sihh? Kamu buah hati ibu sayang, darah daging ibu! Jangan kamu lakukan itu ya..?
“Abisnya ibu tak seperti biasanya gak meluk rizwan lagi, selalu menunduk dan bersikap dingin.. aku ingin ibu seperti dulu lagi..”
“Iyaa sayang maafkan ibu ya? Sejak kejadian itu ibu gak bisa tidur sampai subuh keinget terus..”
“Kenapa Bu? Apa ibu menyesalinya?”
“Entahlah.. ibu bingung harus mengatakan apa, sebelum ayahmu pergi dia minta jatah ke ibu, tapi yang dipikiran ibu kenapa selalu ada kamu nak?! Padahal ibu sedang disetubuhi ayahmu..” mungkin itu akibat dari hubungan incest saya yakin perasaan itu takkan mungkin bisa lepas.
“Bu, jangan ibu pendam terus bu. Hidup ini hanya sekali bu buatlah menjadi berarti, aku menyayangimu bukan untuk menyakiti ibu dan merasa bersalah, jujur Bu.. tak ada niat dalam hati Rizwan menghinakan ibu. Percaya sama Rizwan Bu, yang Rizwan lakukan sama ibu hanya ingin ibu bahagia.”
“Makasih yaa sayang, ibu percaya sama kamu nak.. kamu memang benar sayang, sejak kita bersetubuh ibu bahagia sekali, apalagi ketika kontol kamu ngobok-obok memek ibu ahh.. rasanya tubuh ibu terasa ringan tanpa beban. Iihh.. kok ibu jadi ngomongin itu sih, ibu jadi malu..”
“Gpp Bu, aku senang kok ibu terbuka sama Rizwan. Jujur Bu, memek ibu rasanya sungguh luar biasa! Ingin rasanya tidur di selangkangan ibu sambil nempelin pipi Rizwan di memek ibu yang sedang mekar. Bu.. Kalau aku minta lagi boleh gak?”

 

Ibuku diam seribu bahasa sepertinya pergolakan batinnya sedang bertarung didalam hati ibu, jika dikasih keinginan anaknya hatinya mengatakan itu dosa besar, juga sama saja mengkhianati suaminya sendiri. Tapi karena memeknya sudah pernah dimasuki kontol anaknya , hati dan pikirannya mulai bimbang, lalu dilihatnya wajah anaknya, tiba-tiba hatinya mulai terbuka ‘dia anak kandungku sendiri, aku yang mengandung, melahirkan dan menyusuinya. Dia bukan orang lain dan tak ada salahnya jika aku melakukannya lagi, aku jadi tergila-gila oleh anakku sendiri. Tubuhku seakan merespon baik ketika kontol anakku berada didalam memekku. Mungkin karena anakku juga bagian dari tubuhku’ akhirnya dengan sedikit gemetar dan mengangguk pelan ibu berkata, “Hmmm.. boleh sayang, ibu juga menginginkannya sayang.. tapi jangan sampai ayahmu atau adik kamu tahu ya?”
“Jadi boleh Bu? Rizwan ngentot ibu lagi?”
“Iyaa boleh sayang, karena kamu putra ibu, kamu selalu membuat ibu senang, membuat ibu bahagia dan mengerti keadaan ibu, untuk itulah ibu mencoba membuka hati bahwa ibu membolehkan kamu melakukan yang kamu suka kepada ibu sayang”
“Jangan karena yang Rizwan suka Bu, tapi.. yang Rizwan dan ibu sukai.. aku suka memek ibu, juga ibu pun menyukai kontol aku. Kita sama-sama saling menyukai Bu, tak ada yang salah. Yang salah adalah ketika aku memaksa ibu untuk ngentot denganku. Maafkan Rizwan Bu sudah ngomong kasar “

“Gpp sayang, ibu suka mendengarnya.. kata-kata kamu membuat ibu berkeringat hihihi”

Lalu aku bangkit dan mencium kening ibu, “ini sebagai tanda rasa terima kasihku pada ibu..”
“Ibu kok bahagia sekali yaa? Kayak lagi dilamar kembali heheee..”
“Ibu makin cantik aja, Rizwan sepertinya jatuh cinta sama ibu..”
“Kamu belum tahu ya? Cinta ibu sama kamu lebih besar lho?”
“Masa sih Bu? Boleh Rizwan buktikan? Tapi janji ibu gak akan marah kan?”
“Boleh, buktikan aja…”

Tanpa pikir panjang kumasukkan tanganku menelusup kedalam celana ibu dan kuraba memeknya sambil mengorek-ngorek lobang memeknya. Lalu kucium ibuku dan ku masukkan air ludahku kedalam mulutnya, aku sampai kaget! Ternyata ibu menelan ludahku bulat-bulat.

Ibuku sampai memejamkan mata karena hangatnya telapak tanganku menyentuh klitorisnya, lalu aku cabut lagi dan ku emut jari tengahku tanpa rasa jijik sedikit pun, lalu bekasnya ku berikan ke mulut ibu dan ibu pun mengemut jari tengahku bekas memeknya serta jilatanku, ibu memengang tanganku dan kelima jariku diemutnya satu persatu.
“Gimana sayang? Percaya kan sama ibu?”
“Iyaa Bu, Rizwan percaya ternyata cinta ibu sama Rizwan begitu besar..”
“Ibu juga percaya kamu sayang, kamu melakukan yang ayahmu sendiri tidak pernah melakukannya. Ibu juga aneh melakukan melakukan yang tidak pernah ibu lakukan sama ayah kamu, anehnya seperti ada gairah yang begitu besar dalam diri ibu yang ingin lepas sayang..”
“Makanya Bu, nanti kita lepaskan sama-sama yaa? Jangan dipendam Bu gak baik buat kesehatan”
“Iyaa sayang… Hihihi”

Ketika kucium bibir ibu tiba-tiba Puput adikku pulang, “maahhh Puput pulang… Lapar nihh mahh..!” Langsung kami hentikan ciuman itu, hampir aku tercyduk adikku, soalnya jika terlihat pasti dengan polosnya bisa bocor skandal hubunganku dengan ibu pada ayah. Padahal aku dan ibu sudah sange ingin ngentot dan di entot, adek-adek kenapa sih kamu malah datang huft!. Adekku bukannya kedapur malah ke kamarnya dulu.
“Lauknya ada dimeja sayang! Atau mau sama telur dadar? Tapi ibu goreng dulu telurnya?”
“Eemm.. sama telur dadar aja deh! Jangan pake bawang ya Bu?”
“Iyaa sayang…” Lalu ibu berdiri dan merapikan celananya, sebelum pergi ibu tersenyum kepadaku dan mencubit hidungku.
“Ahh ibu, nanti aku balas lho…!” Kataku bercanda.
“Boleh..! Tapi gak akan ibu kasih nanti Weee..😝” kata ibu sambil menjulurkan lidahnya.
“Iyaa deeh gak jadi…” Kataku kepada ibu. Ibu hanya tertawa mendengarku.
Tiba-tiba adikku datang menghampiriku
“Kak emangnya ibu gak akan ngasih apa sihh?” Kata adikku.
“Kacang goreng dekk… Heheee..”
“Wahh! Mau dong?!!” Adikku pun pergi menemui ibunya sambil berteriak “ibu mana kacang gorengnya?!!”
“Kacang goreng apa put?”
“Itu kata kak Rizwan ibu punya kacang goreng, terus kakak gak bakalan dikasih?! Emang ada kacang gorengnya??”
“Ahh kakak kamu mah bo’ongin kamu sayang.. ibu gak bikin kacang goreng kok!”
“Huuhhh!! Dasar kakak bo’ongin Puput.. awas aja” kata adikku menggerutu.

Perasaanku senang sekali, ibu mengijinkanku ngentot dengannya.. baik sekali ibuku ini, setelah lulus nanti dan sudah bekerja aku berjanji gaji pertamaku untuk ibu.

Daripada BeTe di rumah mau ngentot gak jadi gara-gara ada si Puput, mending aku main aja dulu.

“Buu..! Rizwan keluar dulu yaa mau nonton bola dulu..”
“Iyaa sayaanngg hati-hati..!!”

Ku panaskan motor beatku lalu aku pergi ke kecamatan nonton pertandingan bola antar kampung, dipinggir lapangan aku bertemu Ranty mantan pacarku, sekarang dia ternyata sudah punya pacar baru. Ketika melihatku dia terkejut bahwa aku juga melihatnya. Karena malu, Ranty bersembunyi dibalik kerumunan. Anehnya aku tak merasa cemburu atau sakit hati melihatnya sudah bersama dengan orang lain, lagi pula aku sudah merasakan kenikmatan memeknya tapi lebih nikmat memek ibuku daripada dirinya.

 

Hari sudah mulai hampir sore pertandingan belum selesai, aku berusaha untuk pulang takut ibuku khawatir atau ingin menyuruh sesuatu. Kebetulan diperjalanan aku melihat Rasty bersama cowok barunya, pantesan saya diputusin lha cowoknya punya motor ninja. Ketika aku dan Rasty saling berpandangan kembali, aku mengangguk pelan kode bahwa aku masih menghargainya dan tak punya dendam kepadanya, Rasty hanya tertegun melihatku melewatinya.

Akhirnya sampai juga aku dirumah, setelah ku masukkan motorku, aku melihat ibu sedang ngobrol dengan ibu-ibu tetangga.
“Nak udah pulang? Itu ada kolak didapur ibu tadi masak buat kamu..”
“Iyaa buu,..” ibu pandai sekali berakting didepan ibu-ibu, didalam rumah biasanya manggil sayang.

Setelah makan kolak buatan ibu, akupun langsung mencuci piring bekasku karena memang itu sudah kebiasaanku. Semuanya sudah terlihat rapi dan bersih, aku pastikan ibu tak terlalu terbebani oleh pekerjaan rumah tangganya, karena aku juga merasa kasihan sama ibuku menjadi guru dan mengurusi rumah pastinya melelahkan.

Akupun mandi dan memakai kolor boxerku, karena mungkin kecapean aku tidur di kamarku.

Aku merasa tubuhku terasa hangat, tapi karena mungkin ngantuk berat aku biarkan saja. Sekitar jam delapan malam aku terbangun dan kulihat ada selimut yang menutupi tubuhku, pasti tadi ibu masuk ke kamarku.

Setelah menggisik mataku karena terasa perih lalu keluar kamar, “udah bangun sayang? Keliatannya lelap banget tidurnya..?”
“Iyaa Bu, makasih ya Bu udah nyelimutin Rizwan.”
“Abisnya ibu gak tega liat kamu meringkuk meluk guling kayak kedinginan… Gituu yaa?! Gak ada ibu kamu selingkuh sama guling…hihihi..”
“Ahh ibu, aku setia lho orangnya Bu..?!”
“Masa sih sayang?”
“Iyaa bu.. ibu gak percaya ya?” Kataku pura-pura kecewa.
“Ibu percaya kok sayang.. cuci muka dulu sana kusut tuh rambut kamu juga..”
“Iyaa Bu..” aku pergi ke kamar mandi malah sekalian langsung mandi, masih memakai boxerku aku menghampiri ibuku dan duduk dikursi.

“Kok jauhan sihh duduknya..” saking gemesnya aku duduk dekat merapat dengan ibu lalu kucium pipinya, “tubuh ibu wangi sekali, seger banget..” “tadi ibu abis ngobrol sama tetangga langsung mandi, terus nungguin kamu disini..hihi” sambil mencium leher ibu aku berkata, “Puput mana Bu?” “Lagi belajar sayang aaaahhhh.. gelliii ihh..!”
“Tapi suka kan Bu? Hehee” “kalau ibu gak suka ibu udah marahin kamu sayang..”
“Bu?”
“Iyaa sayang ada apa?”
“Maaf ya Bu, kalau Rizwan lagi ngentot ibu suka ngomong kasar, seperti tadi barusan ngomong ngentot, memek atau kontol. Rizwan tak ada maksud menghinakan ibu, ketika nyebutinnya Rizwan merasa plong lho Bu, dan Rizwan juga akan tetap menghormati ibu bukan hanya sekedar pelampiasan nafsuku, aku ingin ibu dan aku saling mencintai meskipun tidak mungkin..”

Ibu menggenggam tanganku lalu menariknya kedadanya, “kamu sayang ibu gak?” “Iyaa aku sayang ibu” “kamu mencintai ibu?” “iya Bu aku mencintaimu Bu..” “sayang, ibu menyayangimu mencintaimu hanya sebatas kasih sayang antara ibu ke anak, tapi sejak kamu menyetubuhi ibu waktu itu cinta ibu sayang ibu sama kamu sudah seperti hubungan suami istri. Sayang ibu sudah menganggap kamu sebagai anak juga sebagai suami ibu, memang ini tabu sayang tapi mau bagaimana lagi ibu sudah sangat mencintai kamu. Seandainya jika bisa ibu ingin kamu nikahi ibu, tapi itu tidak mungkin terjadi. Bagi ibu itu bukan masalah, yang penting ibu dan kamu mulai saat ini adalah suami istri, sayang… Ibbuuu sangat mencintaimu..” mata ibu sampai berkaca-kaca mengatakannya, sambil ku cium kening ibu aku pun mengungkapkan perasaanku, “aku juga mencintai ibu, aku telah dikhianati seorang wanita dan ibu malah mau menjadi istriku.. sungguh mulia hati ibu, ibu benar-benar menjaga perasaanku..”
“Ibu senang sekali sayang, perasaan ini seperti ibu kembali ke masa hari pernikahan, ibu sungguh bahagia sayang..”
“Bu?”
“Apa sayang?”
“Aku… Mmmm.. ingin punya anak dari ibu… Boleh gak Rizwan menghamili ibu?”
Ibu kaget mendengar permintaanku, ibu merenung sejenak memikirkan resikonya.
“Sayang, punya anak itu berat tanggung jawabnya sayang, belum lagi status anak itu bagaimana?”
“Bu, mungkin sekarang aku sedang sekolah, tapi Rizwan sudah berjanji pada diri sendiri juga sekarang sama ibu, Rizwan akan bertanggungjawab jika ibu mengandung anakku. Memang prosesnya lama Bu, tapi aku berharap ibu percaya bahwa Rizwan akan bertanggung jawab..”

Ibu menatapku dalam sekali seakan menggali isi hatiku, dan didapatkan sebuah cahaya keyakinan dari sorot mataku bahwa aku berkata jujur.

“Baiklah sayang, ibu bersedia mengandung anakmu.. ibu pegang janji kamu… Lagian ibu juga ingin punya anak lagi.. hihihi”
“Makasih bu, Rizwan janji akan bertanggung jawab… Lalu bagaimana jika ayah tahu ibu hamil lagi?”
“Nanti ibu akan bilang ke ayah kamu bahwa ibu sedang tak KB pas ayah setubuhi ibu.. sejak ayah kamu pergi ibu sudah tak KB lagi, ibu pikir gak bakalan ada ritual bersetubuh lagi, ehh ibu baru ingat ada kamu suami ibu, kebetulan ibu sebenarnya sedang masa-masa subur sayang” kata ibu sambil tersenyum.

 

Mendengar ibu sedang subur, aku jadi semangat ingin menghamili ibu kontolku sudah ngaceng ikut bahagia dan siap membuahi sel telur ibu.
“Bu, kekamar ibu yuk?”
“Sekarang?”
“Iyaa Bu..”
“Ibu lihat Puput dulu ya udah tidur apa belum..”
“Iyaa Bu..”

Ibu pergi melihat Puput kekamarnya, tidak berapa lama kemudian ibu memelukku dari belakang dan berbisik, “ayoo kekamar ibu sayang, katanya mau menghamili ibu” “Aman Bu?” “Iyaa sayang aman.. Puput udah tidur..”

Aku dan ibu langsung masuk ke kamar pribadinya, disinilah aku dan ibu akan memadu kasih.

Sebelumnya aku sudah mengunci pintu kamarku, setelah didalam kamar ibu aku mengunci pintu dari dalam dan kupastikan tak ada lobang kecil sedikit pun yang terbuka didaun pintu.

Aku hanya hati-hati takut Puput mengintip hubungan terlarangku dengan ibu, ibu melihatku sambil tersenyum manis melihatku yang penuh kewaspadaan, sekarang ibu merasa tenang dan tak merasa takut skandal ini tercium anaknya, Puput.

Ibu membuka seluruh pakaiannya sampai ibuku bugil tanpa sehelai benang pun, aku pun melepaskan boxerku lalu ku hampiri ibu dengan batang kontolku yang besar siap menghajar lobang memek ibu.

Aku tak langsung menindihnya, tapi berdua hanya tiduran saling berhadap-hadapan sambil ku pegang pipi ibuku, aliran birahi mulai menjalar keseluruh ujung syaraf kami dan tatapanku pada ibu semakin menambah perasaan cinta kami berdua.

Tak ku sangka bahwa aku sama ibu saling mencintai dan menyayangi, cinta sebagai anak juga cinta seperti suami istri. Bertahun-tahun berusaha meluluhkan hati ibu akhirnya membuahkan hasil, jika bukan karena cinta takkan mungkin ibu mengkhianati suaminya sendiri yaitu ayahku.

Kucium keningnya tubuh ibu mulai bergidik, seakan mendapat ketenangan batin dan membuat tubuhnya rileks.

Ibu menatap wajahku dengan pandangan cinta dan nafsu birahi yang melebur menjadi satu, tak ada yang dapat mengobati rasa cintanya itu selain ngentot dirinya. Ibu meraba selangkanganku lalu memegang kontolku, betapa senangnya ibu tatkala telapak tangannya yang lembut menggenggam kontolku:adek:.

“Sayang, hati ibu terasa sesak oleh perasaan cinta sama kamu, ketika bersamamu ibu tidak memperdulikan statusku sebagai ibumu. Saat bersamamu, ibu tak peduli bahwa ibu milik ayahmu. Sayang, sungguh ibu mencintaimu nak..”
“Bu, aku juga mencintaimu.. sampai mau memisahkan kita bahkan kalau pun aku menikah nanti, aku akan selalu mencintaimu Bu dan ngentot ibu terus menerus.. jadi, boleh aku menghamilimu Bu?”
“Iyaa sayang, hamili ibu nak.. ibu rela mengandung anakmu.. yuk sayang.. ibu sedang subur lho..”

Ku peluk ibuku dan kuciumi wajahnya lalu dibibirnya, beradu lidah, bertukar ludah, sudah tak membuat ibu merasa jijik bahkan ibu sangat menikmatinya.

Tanganku meremas dan memilin-milin puting susu ibu seperti memutar pentil motor lalu aku remas lagi. Bersih dan wanginya tubuh ibu, putih juga kelembutannya membuatku semakin bernafsu. Ku terlentangkan tubuhnya lalu ku amati detail setiap lekuk tubuhnya, mulai dari bibir ibu yang tebal, lehernya yang jenjang, payudaranya yang montok aku raba sambil menekan-nekannya, pinggul yang lebar dan memeknya yang tembem ku sentuh begitu hangat dan lembut.

Di lihat-lihat ibuku cantik juga, matanya selalu menatapku sayu diiringi senyuman manisnya. Kutindih saja ibuku sehingga tubuhku sejajar dengan ibu, aku semakin memeluknya erat sambil menggesek clitorisnya dengan kontolku. Sungguh beda sekali rasanya dibandingkan dengan ngentot Rasty mantan pacarku, memang dia lebih mudah dari ibuku, tapi sensasinya ngentot ibu kandung sendiri lebih aku sukai daripada dikasih tiga perawan untukku.

Puas melumat bibirnya kujilati lehernya, kini aku sudah mulai berani menyedot leher ibu sampai merah-merah bekasnya, Aaahhh… Aaahh… Sayyaannggg… Enak sekalliiiii sayangggg… Aahhh…! Senang rasanya mendengar ibuku mendesah membuatku semakin bergairah.

Kini terhidang dua payudara ibu uang montok berada di depanku, ku remas, ku usap dan ku jilati sekelilingnya juga puting susunya:nenen:. Nafas ibu terasa berat dan tubuhnya mulai berkeringat, “sayyaannggg.. ibbbuuu… Cinntaaa kammmuu.. Ooohhh…!!” Ku biarkan ibu mengeluarkan uneg-uneg dihatinya, cinta seorang ibu takkan pernah membohongi hatinya.

10 menitan aku mengoral puting susunya, jilatanku mulai turun sedikit demi sedikit menyedot memeknya, tanpa instruksi dariku ibu melebarkan kedua pahanya sampai terlihat jelas olehku memek ibu yang begitu istimewa. Memek tembem dengan sedikit bulu-bulu halus yang muncul bekas dibersihkan, membuat diriku semakin gila dan terkagum-kagum dengan bentuknya.

“Bu, memek ibu sungguh indah sayang.. (ku hirup aromanya) Ohh.. wangi sekali memek ibu mmmuuuaahhh (kuciumi memeknya tak ada sesenti pun terlewatkan)”.

“Ooohhh…sayanggg.. ibbuu mmauuu.. kkeeellluuuaarrr… Aaahhhhh…. Aaahhh.. uhhhhh…!!”

Ibu mengangkat pantatnya keatas dengan kepalanya menekan-nekan bantal lalu kekiri dan kekanan. Cairan putih yang keluar dari celah memek ibu malah kutelan begitu gurihnya, setelah ibuku tenang walaupun masih lemas ibu pun berkata, “sayang, karena kamu sudah menelan lendir memek ibu, sungguh ibu benar-benar rela mengandung anakmu, tubuh ibu semuanya boleh kamu nikmati , juga hati ibu terbuka lebar untukmu sayang…”

“Bu, Rizwan entot ibu sekarang yaa?? Kontolku aku masukkan yaa?”
“Iyaa sayang, cepet masukin.. ibu rindu kontolmu..”

Aku mengambil posisi duduk dengan kedua kaki ibu berada diatas pahaku, lalu ku arahkan kontolku tepat dilobang memeknya. Ibuku menggeliat dan penasaran ingin melihat kontolku menembus memeknya, setelah dirasa ibu siap, aku mendorong pelan pantatku sehingga perlahan ku terobos pertahanan memek ibu BLESSS!!! Uuugghhh!! Tenggelam semua batang kontolku masuk kedalam memek ibu sampai mengenai dasar memeknya. Ibuku tak kuat menahan sensasi yang begitu dahsyat! Sampai menghentakkan kepalanya ke bantal, kedua tangannya meremas kasur sampai awut-awutan.

 

Aku merasakan sensasi yang benar-benar tak bisa ku katakan Dengan kalimat yang sangat tepat untuk menggambarkan kenikmatan yang luar biasa ini. Sampai-sampai aku memejamkan mataku menengadahkan wajahku keatas karena saking nekmatnya memek ibuku, hangat, licin dan memijat-mijat bahkan sampai terasa menyedot kuat kontolku ketarik masuk kedalam.

Setelah merasakan kelembutan dan kehangatan memek ibu, mulai ku hentak-hentakkan kontolku mengoyak-ngoyak lobang memeknya sampai mulut memek ibu ikut ketarik keluar dan kedalam “UUuuggghhh…!!! Maemunah! Memekmu luarrr biasaa sayang! Ohh… Maemunah.. aku ngentot kamu wanita jalang.. Aahhh…Uugghhh!!” Aku meracau yang ada di otakku kukeluarkan semuanya. Ibuku malah menyukainya aku menyebut namanya juga dengan wanita jalang, mendengar itu semua malah semakin membuat ibu liar tak terkendali! “Aahhh.. Aahhh… Entott ibu sayang… Nanti kita.. ngewe siang malam.. yaa sayang… AaaaAaahh..!! “Iyaa Maemunah.. kita akan ngewe terus… Ngentot terusss Uugghh!!”

Aku dan ibu benar-benar sudah semakin liar, ranjang ibu sampai bergoyang-goyang. Lendir memek ibu yang menyelimuti kontolku terlihat sangat indah berkilauan diterpa sinar lampu pijar.

Setelah gaya duduk dan ibu terlentang, aku mulai menindih ibu dan terus ku hujamkan seluruh batang kontolku menghajar memek ibuku, keringatku berjatuhan seperti habis keramas mengenai wajah ibu.

Ibuku memegang wajahku lalu menjilati keringatku, sambil menggenjot kucium mulutnya dan kami pun saling beradu lidah. Suara selangkangan yang beradu PLOK! PLOK! PLOK! Sungguh indah seperti tepuk tangan penonton dilapangan mengiringi persetubuhan terlarang ini.

Ibuku mengejang lagi melepaskan orgasmenya, ia sampai mengeluarkan air mata mengalir di pipinya karena merasakan sensasi yang luar biasa didalam dirinya.

Gaya ngentotku sungguh kasar menghantam selangkangan, lalu menghujamkan kontolku sampai ke dasar memeknya mentok dimulut rahim ibuku.

“Aaahhh…. Sayyy..yyyaaannngg… Ibu…. Mmaaauu Kellluuaarrrrr llaaaggggiiiihhhh… Aaaaauuuhhhh… Mmmmhhhh…!!”
“Akku.. jugggaa buuu… Bareennngg Buu…!!”

Ibuku akan mendapatkan triple orgasmenya dan aku sudah tak tahan lagi ada sesuatu yang menggumpal dipangkal kontolku, tekanan itu semakin kuat! Ibu sudah keluar duluan, terasa denyutan memeknya meremas seluruh batang kontolku. Aku sudah tak kuat akhirnya jebol lah pertahananku menyembur kuat menyemprotkan benih-benih anakku yang akan segera membuahi sel telur ibuku CROTT.. CRROOOTT.. CRROOOOTTT…. CCCRRROOOTTT..!!! Tumpah semua spermaku memenuhi lobang memek ibuku.

Kami saling berpelukan dengan pelukan yang sangat erat sekali, ku biarkan kontolku bersemayam didalam memek ibu dan aku saling berciuman bertukar ludah menikmati ngentot yang benar-benar menguras tenaga kami berdua.

Lima menit setelah kubiarkan kontolku didalam memek ibu, ku cabut dan aku tiduran di samping ibu. Aku masih melihat ibuku ngos-ngosan dan menoleh ke arahku sambil tersenyum puas.

Ku raba memek ibu terasa sangat licin, jari tengahku di emut memeknya yang masih berkedut-kedut lemah.

Ibu bangkit lalu memegang kontolku dan mengoralnya:cim:, aku sampai kaget melihat ibuku berani mengoral kontolku sampai bersih setelah selesai dikecupnya kepala kontolku sambil tersenyum melihatku. Ibu tiduran didadaku sambil mengusap-usap kontolku dia berkata, “Sayang, jujur ibu baru kali ini merasakan persetubuhan yang luar biasa.. sampai-sampai ibu hilang kendali dan menangis.. kamu hebat sayang..”
“Ibu juga benar-benar luar biasa, memek ibu sedotannya juga denyutannya bakalan membuat Rizwan ketagihan terus..!”
“Iyaa sayang ibu juga ketagihan disetubuhi kamu sayang”
“Ngentot Bu bukan disetubuhi..”
“Iyaa sayang ngentot.. hihihi”
“Bu?”
“Apa sayangku suami ibu..”
“Maafkan Rizwan ya Bu, tadi aku nyebut nama ibu… Juga bilang ibu wanita jalang.. tadi aku lepas kontrol sampai aku kelepasan ngomong..”
“Sayang, ibu tak sakit hati, ibu pun menikmatinya tadi, ibu sampai bergairah mendengarnya..”
“Bu, ibu bukan pelampiasanku, aku benar-benar mencintaimu bu.. aku meskipun ibu sudah dientot aku, tetap aku yang sebagai anak ibu akan tetap berbakti dan menghormati ibu”
“Ibu sungguh terharu sayang, ibu percayakan hati ibu sama kamu, meskipun kita tidak menikah dan bukan suami istri yang sah yang penting kamu bisa ngentotin ibu dan menghamili ibu ya sayang?”

Mendengar ibu ngomong itu aku jadi sange lagi, kontolku berdiri tegak kembali membuat ibu tak percaya bahwa aku masih kuat mengobrak-abrik memeknya.

“Bu, aku ingin ngentot lobang anus ibu boleh kan Bu?”
“Emang enak sayang ngentot lobang anus ibu, soalnya ibu belum pernah sama sekali..”
“Kita coba Bu.. aku akan masukinnya pelan-pelan.. kalau sakit ibu bilang ya?”
“Baik sayang ibu coba..”
Akhirnya ibuku nungging dengan pantatnya yang lebar searah dengan kontolku.

Ku ludahi batang kontolku juga belahan pantat ibu, lalu kutempelkan ujung kontolku dilobang anusnya ibuku.
“Ibu pasti bisa, tahan ya Bu..”
“Iyaa sayang ibu udah siap..”
Ku tekan perlahan kontolku sampai menyeruak lobang anusnya hingga masuk kepalanya saja. “Aahhh rasanya anus ibu terasa merenggang sayang..”

Aku ludahi lagi sampai terasa licin, ku tarik kutekan berkali-kali sampai masuk setengah tiang. Ohh.. sungguh kuat cengkeraman otot anusnya seperti menolak kontolku menerobos anusnya ibu.

Ku biarkan dulu ibu tenang dan membiarkan lobang anusnya beradaptasi dengan benda asing yang akan mengoyak dirinya. Ketika kucabut penisku sudah mulai licin, ku tarik dan dengan sangat perlahan-lahan ku tekan kontolku sampai membuat ibuku mendongak kepalanya, merasakan gesekan nikmat batang kontolku yang melesak masuk sampai akhirnya tenggelam seluruhnya batang kontolku hingga pangkal ditelan anusnya ibuku.

“Gimana Bu enak?”
“Enak sayang meskipun agak sakit, kontol kamu kegedean sayang… Tapi ibu suka kok sayang…”

 

Sebelum ku genjot kurasakan cengkeraman anusnya, ku ciumi punggungnya dan ku pijit-pijit pantatnya yang bahenol.

Kini dengan dengan perlahan kucabut kembali kontolku lalu ku hentakkan lagi, ku cabut lagi ku hentakkan lagi. Durasinya dari pelan terus semakin cepat dan akhirnya ngentot ibuku menjadi mulai panas kembali.

Hujaman dan hentakkanku benar-benar mengoyak lobang anusnya, aku dan ibu merasakan sensasinya lagi yang sangat menggairahkan. Ku lihat kontolku keluar masuk dengan cepat, pantat ibu beradu keras dengan perutku yang membuat seisi kamar terdengar suara pantat dan perutku saling beradu PLOK! PLOK! PLOK! Uugghh!! Aaahhh!!! Aaahhhh….!!

“Aahhh.. sayanggg.. ibuu… Mmauu… Kelluar laggiii… Eeemmmhhhh…!! Aaahhh…!”

Aku tak menyangka begitu mudahnya ibuku orgasme, tubuh ibu sampai bergetar dan karena saking tak kuatnya inu sampai nungging bersujud.
Disusul olehku yang beberapa detik hampir jebol, ku hentakkan sedalam-dalamnya amblas kedalam memek ibu CROOOTT.. CRROOOTTT… CCCRROOOOTTTT… CCCRROOOOTTTT…!!! Menyemburlah spermaku banyak sekali sampai keluar dari celah anusnya, mengalir ke memeknya dan berjatuhan kekasur.

Setelah puas ku cabut kontolku, aku sampai ambruk dipunggung ibu lalu menggulingkan diri disamping ibu. Kami sampai berpelukan memeluk ibu dari belakang dan menyambut hari esok dengan penuh kebahagiaan seperti pengantin baru yang baru saja berbulan madu.

Aku dan ibu sudah seperti suami istri, dirumah jika tak ada adikku Puput aku saling berpelukan dan berciuman. Keseharianku pergi sekolah dan membantu ibu dirumah tak pernah aku lewatkan.

Walaupun aku sudah ngentot ibuku, hal itu tak mempengaruhi nilai belajarku. Di rumah pun aku selalu membantu ibu mengerjakan tugas-tugas muridnya, namun sekarang kadang dibarengi dengan ngentot diruang kerja ibu didalam kamarnya.

Dikamar mandi pun aku sering mandi berdua dan dilanjutkan dengan ngentot ibu. Hingga akhirnya ibuku positif hamil akibat perbuatanku, aku dan ibu sangat senang sekali dan ayah pun gembira mendengarnya.

Hingga 3 bulan berlalu ayah pulang kerumah datang membawa oleh-oleh yang banyak. Melihat ibu sedang hamil, ayah begitu perhatian dan benar-benar sangat senang sekali. Tentunya setiap malam mereka melanjutkan hasil kerja kerasku selama 3 bulan, ayah dan ibu sedang ngentot setiap malam dan akupun kalau lewat ke kamar mereka sering mendengar ayah melenguh.

Anehnya aku merasa cemburu tapi aku mengerti bahwa aku hanyalah anak kandung ibu, sedangkan ibu milik ayah.

Ibu pernah berkata kepadaku walaupun bukan suami istri yang penting aku bisa ngentot dan menghamili ibu.

Dua Minggu telah berlalu ayah pun berangkat lagi ke sebrang, sekarang katanya akan semakin lama mungkin 5 bulanan.

“Rizwan, ayah titip ibumu ya?! Jaga ibu baik-baik jangan terlalu kamu tinggalkan ibu sendiri, Puput masih kecil tak mungkin bisa mengurus ibumu. Nanti kalau kandungan ibumu sudah 5 bulanan ibumu akan mengambil cutinya sampai melahirkan. Nanti kalau kamu sudah lulus, sementara urus ibu kamu dulu ya? Biayanya nanti ayah kirimkan.. kalau masalah uang jajan ayah transfer ke rekening ibumu. Jaga ibu ya nak, ayah berangkat dulu..”

Ayahku pun akhirnya berangkat lagi, antara sedih dan senang bercampur aduk menjadi satu, juga rasa bersalahku pada ayah yang telah membuat ibu kini sedang mengandung anak pertamaku.

Ketika sedang merenung itu ibu memelukku dari belakang sambil berkata, “hey! Melamun aja.. kenapa sayang? Kok melamun sih..?” Kata ibuku kepadaku, pelukannya menyadarkanku bahwa aku tak salah, ibuku mencintaiku dan aku pun mencintainya juga, walaupun cinta kami berujung pada hubungan terlarang.

Aku membalikkan badan dan memeluk ibu dengan memegang kedua pinggulnya, sedangkan ibu memeluk leherku. Terpancar dari sorot matanya bahwa ibu sangat mencintaiku, “Bu, ibu gak menyesal kan telah Rizwan hamili?” “Kenapa sayang? Nggak kok, malah ibu senang sekali ibu kini telah mengandung anakmu sayang..” “Alhamdulillah kalau begitu, aku senang mendengarnya Bu. Aku hanya takut ibu menyesal dan membenci diri ibu juga Rizwan karena hubungan yang sudah kita lakukan dibelakang ayah Bu.”
“Sayang, sikapmu itu ibu menghargainya. Ibu senang diusiamu yang masih muda, tapi berpikiran dewasa. Perasaan ibu sama kamu masih sama seperti yang pernah ibu ungkapkan dulu, ibu pun tidak hanya sekarang saja mengandung anak pertamamu tapi ibu berharap kamu menghamili ibu untuk yang kedua kalinya atau tiga, terserah kamu sayang ingin punya anak berapa dari ibu hihihi.. ihh kamu tuhh bikin ibu gemes tauu..!!” Kata ibu sambil mencium bibirku.
“Makasih bu, ibu telah meyakinkanku membuatku semangat bahwa aku tak salah menghamili ibu. Aku sudah tak sabar menunggu anak kita hadir kedunia menatap kita berdua..”
“Iya sayang, ibu juga udah gak sabar menimbang anak pertama kita, juga cucu pertama ibu”

Dipikir-pikir benar juga kata ibu anak pertamaku sekaligus cucu pertama ibu? Ku kecup kening ibu lalu aku jongkok mencium perut ibu, ku tempelkan telingaku diperut ibu, padahal tak mungkin anakku yang masih tiga bulan usia kandungannya nendang-nendang perut.

Ketika sedang menempelkan telingaku diperut ibu, Puput adikku datang habis bermain dengan anak tetangga, melihat aku menempelkan telinga diperut ibu Puput merasa heran, “kak, kok nempelin telinga diperut ibu sih?” “Ohh.. itu kakak ingin mendengar anak ibu didalam siapa tahu manggil ayah.. hehehe..” “ahh! Kakak mah aneh masa manggil ayah? Ayah kan pergi merantau?! Kakak mah ada-ada aja..” “hahaha!” Aku dan ibu sampai ketawa mendengar jawaban polos adikku ini, aku dan ibu bahagia sekali anak pertama dari hubungan sedarah tumbuh dirahimnya sekarang.

Meskipun didalam rumah, kami selayaknya seperti hubungan suami-istri. Tapi diluar rumah aku bersikap seperti anak ke ibu begitu pula ibu kepadaku. Ibu berinteraksi ke para tetangga seperti biasa mengobrol dan bersenda gurau, aku pun kadang ikut nimbrung ikut mendengarkan mereka mengobrol.

Setiap pulang sekolah aku tak terlalu banyak bermain, aku sudah bukan anak kecil lagi menghabiskan waktu diluar. Membereskan rumah, membantu pekerjaan ibu bahkan ikut membantu tugas-tugas sekolah ibu sudah menjadi rutinitas sehari-hariku. Apalagi sebentar lagi aku akan menghadapi ujian nasional, meskipun sering ngentot ibu tak mengganggu belajarku untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Seiring dengan berjalannya waktu, ujian pun dilaksanakan di usia kandungan ibu 4 bulanan. Dengan serius aku mengerjakan setiap soal-soal ujian, tak begitu sulit, karena hasil belajarku memudahkan aku mengerjakan soal-soal itu. Ibu selalu mendukungku dan menyemangatiku, sifat keibuannya masih tetap ada, karena aku adalah anaknya yang dimata ibu aku masih perlu perhatian khususnya.

 

Akhirnya ujian pun selesai juga setelah seminggu aku berjuang keras, kini tinggal menunggu hasil akhirnya saja.

Semakin hari perut ibu semakin terlihat perubahannya, setiap hari ayah selalu menyempatkan diri untuk menelpon kerumah menanyai kabar kandungan ibu. Aku pun yang setiap hari dirumah juga sangat senang, proyekku bersama ibu akhirnya tumbuh berkembang.

Satu yang menjadi pikiranku ibu selalu meminta yang aneh-aneh, permintaannya memang sungguh menantang, seperti minta dibelikan es cendol durian padahal hari sudah malam, pengen pepes mujair goreng yang besar tapi malah aku yang disuruh memakannya sampai habis, ibu hanya ingin kepalanya saja. Dalam pikiranku kenapa tadi tidak beli kepalanya saja? Gak perlu harus utuh? Bagiku ini resiko bagi saya yang telah membuat ibuku hamil, tentunya aku harus bertanggung jawab.

Melihat pengorbananku, ibuku semakin sayang kepadaku. Jika sedang menonton tv ibu selalu memeluk tanganku dan menyenderkan kepalanya di bahuku, untungnya ketika Puput sedang tak ada dirumah atau sudah tidur.

Mendengar ibuku yang sedang hamil, nenekku dari pihak ayah atau ibu suka datang menginap dirumah. Mereka sangat senang akan punya cucu lagi, tentu kalau ada mereka aku tak bisa tidur dengan ibuku.

Aku merasa senang membuat semua yang datang bahagia, walaupun kalau tahu yang sebenarnya bahwa ibu hamil gara-gara dientot olehku pastinya kiamat akan terjadi menimpa keluarga ibu, nasibku pun mungkin takkan seperti sekarang ini.

Rahasia tetaplah menjadi rahasia, biarlah hanya aku dan ibu yang tahu. Toh aku pun tidak meninggalkan tanggung jawabku sebagai anak, juga sebagai ayah dari bayi yang dikandungnya ibuku.

Malam ini hujan begitu derasnya, apalagi melihat ibu memakai dress diatas lutut membuatku jadi sange. Ibu tersenyum melihatku dengan tatapan mesumnya, dia sengaja merapatkan kedua pahanya seakan tidak boleh, ibu pura-pura jual mahal padahal dia juga ingin sekali di entot. Tapi melihat Puput yang masih belum tidur lagi nonton tv aku hanya duduk disamping ibu, sedangkan Puput tengkurap diatas karpet tebal sambil memegang dagunya dengan kedua tangannya melihat tv.

Sambil menunggu Puput ke kamarnya, aku menghadap ke arah ibu memijiti pahanya, tentunya ibuku malah senang pahanya dipijitin olehku. 30 menit memijiti ibu, akhirnya Puput pun pergi ke kamarnya.

Hujan diluar yang bergemuruh juga udara yang dingin sangat pas untuk ngentot ibuku, tanganku mulai meraba memek ibu dari luar celananya.
“Jangan sayang…” Tangan ibu memegang tanganku, tentu aku kaget kenapa ibu melarangku?.
“Gak boleh Bu?”
“Maksudnya ibu jangan disini sayang, nanti kalau Puput keluar terus ibu lagi dientot kamu gimana hayoo? Ke dikamar aja yaa sayang biar aman…” Kata ibuku tersenyum.
“Kirain gak boleh lagi ngentot ibu setelah di entot ayah..” kataku lega.
“Kan biar aman sayang.. soalnya kalau diruang tengah ngeri..”
“Ya sudah, ke kamar Rizwan aja ya Bu?”
“Gak dikamar ibu lagi?”
“Pengen suasana yang berbeda aja sayang..”
“Iya atuhh ayokk..”

Ku pegang tangan ibu yang lembut menuju ke kamarku, ibu menurut saja karena kami berdua sangat merindukan hubungan sedarah ini terus berlanjut.

Ku kunci pintu rapat juga kupastikan gorden jendela tak terbuka walau hanya sedikit. Hujan diluar begitu deras disertai angin yang kencang, aku membalikkan badan ternyata ibu masih berdiri disamping ranjangku.
“Ibu gak naik kasur? Kirain udah duduk Bu..”
“Ibu nungguin kamu, pengen bareng naik ke kasurnya…”
“Maafkan Rizwan yaa Bu, kirain ibu sudah duduk..”

Ku peluk ibuku tidak terlalu merapat karena perutnya sudah menonjol, kasihan anakku nanti ke gencet.
“Gara-gara aku perut ibu jadi besar begini, maaf ya Bu?”
“Yang penting kamu mau bertanggung jawab bagi ibu bukan masalah sayang, lagian kita ngelakuinnya pas lagi sadar kok bukan lagi mabuk hihihi”
“Saat ini Rizwan belum bisa memberi nafkah materi untuk ibu juga anak kita, untuk saat ini mungkin hanya bisa bantu-bantu ibu saja. Rizwan malu, ayah yang ngasih materi tapi aku malah ngentotin ibu sampai hamil begini, padahal ayah nitipin ibu agar aku menjaga ibu..”
“Sayang, ibu senang kamu masih berpikir positif tentang masa depan ibu juga anak kita. Ibu mengerti keadaan kamu sayang, ibu takkan terlalu memaksa kamu untuk ini itu, yang penting kamu memiliki tanggung jawab juga selalu memandang kedepan, jangan melihat kebelakang atau kebawah, tapi.. lihatlah keatas karena orang yang bersedih pasti menunduk kebawah bukan keatas, sekarang ayo cepet entot ibu, jangan pikirkan yang lain kontol kamu lebih ibu rindukan daripada ayah kamu sayang, meskipun kontol kamu sudah muntah, ibu jilat pasti bangun lagi hihihi..”
“Ohh.. Maemunah, kamu memang istriku yang sangat baik. Beruntungnya aku memilikimu sayang.. makasih nasihatnya ya sayang..”
Ku kecup bibir ibuku lalu ku pegang pinggulnya, dipeluknya leherku oleh ibu seperti sepasang kekasih yang akan berdansa.

Hawa panas sudah menjalar keseluruh tubuhku, birahi ibu sudah mulai naik dan sekujur tubuhnya terasa sangat sensitif ketika ku pegang. Telapak tanganku yang hangat dan basah menjadi sensasi tersendiri bagi tubuh ibuku.
“Sayang.. ibu rindu saat-saat seperti ini Aahhh… Eemmmhh…” Ciumanku turun ke lehernya, kujilat, kuhisap dan kugigit gemas sampai ibuku meremas punggungku.

Untungnya sebelum ayah pulang aku tidak menghisap tubuh ibu, apalagi disaat usia kandungan ibu nanti berumur 8 bulanan ayah baru bisa pulang. Bahagianya aku bisa ngentotin ibu disaat hamil muda dan hamil tua.

Masih dalam posisi ibu berdiri ku buka bajunya, tangannya mengangkat keatas lalu ibu melepaskan sendiri pengait bh-nya. Terlihatlah olehku payudara ibuku yang montok Uggh! Sungguh ini anugerah Tuhan kepadaku, tak bosan ku memandanginya, kelembutan juga teksturnya yang kenyal membuat tanganku refleks meremasnya.

 

Ibu merasakan sensasi yang luar biasa, ketika telapak tanganku menyentuh salah satu daerah sensitifnya. Memang payudaranya sering dihisap dan diremas sang suami, tapi disentuh anak kandungnya sendiri menimbulkan perasaan geli dan nikmat yang seakan dirinya ingin melebur menjadi satu dengan anaknya.

Tatkala puting susu ibu dimainkan olehku dengan hisapanku, juga lidahku yang menari-nari diujung putingnya membuat ibuku melayang-layang memejamkan mata, sesekali melihatku yang sedang memainkan daerah sensitifnya.

Dalam hati ibu berkata, ‘seandainya pernikahan sedarah diperbolehkan, tentu aku akan memilih kamu anakku. Uuhg! Perasaan apa ini? Sekujur tubuhku merespon rangsangan anakku, memekku terasa geli, tubuhku terasa panas!’

Ibu mengusap kepalaku seperti mengusap kepala bayi yang menyusui , naluri keibuannya masih tetap ada meskipun telah bercampur dengan nafsu birahinya yang liar.

Kubuka bajuku kulepaskan celanaku, melihat kontolku yang ngaceng membuat ibu menarik nafas sampai ternganga mulutnya.
“Jangan khawatir Bu, kontolku untuk ibu, pegang saja Bu..” kataku kepada ibuku.

Ibuku jongkok lalu memegang kontolku, ibu melihat kontolku seperti melihat barang antik, di usapnya di ciuminya tentunya direspon oleh kontolku jadi semakin tegang.
“Sayang, aroma kontolmu membuat ibu bergairah sayang..(ibu menghirupnya dari pangkal ke ujung) Oohhh.. kontolmu sayang ibu suka sekali..” dipegangnya pelerku yang sudah merapat ke atas lalu dijilatinya kadang diemutnya kedua telurku masuk kedalam mulutnya, Aahhh!! Hangatnya mulut ibu membuatku memejamkan mata, lalu batang kontolku dijilatinya dan di oralnya oleh ibu.

Aku tidak mau memaksa ibuku untuk mengoral kontolku, biar ibu sendiri yang memutuskan mengoral kontolku atau tidak. Tapi ternyata ibuku mulai terbiasa dengan kontolku, ibuku menyukainya dan aku pun tambah mencintainya.

Sepuluh menitan di oral ibu, ku lepaskan kontolku dari mulutnya, mulut ibu sampai belepotan oleh air ludahnya. Sebelum aku melepaskan celananya ibu, aku ikut berjongkok setengah berdiri dengan kedua lututku dilantai. Kucium bibir ibuku sambil menjilati bibirnya, kami saling memegang kepala dan bertukar ludah. Hubungan incest benar-benar telah membuat kami gila, ya..! Gila ngentot, sampai-sampai perbuatan kami sangat tabu dan aneh dilakukan.

Dalam pikiran ibu, ‘tak pernah aku seliar ini, mengulum peler menjilati kontol, menelan sperma, bertukar ludah sampai dientot dilobang anusku belum pernah aku lakukan pada suamiku sendiri. Tapi aku malah menikmati apa yang ada pada diri anakku, begitu nikmat, bergairah dan penuh sensasi.’

Aku menciumi ibuku sebagai tanda terima kasihku atas pelayanannya, sedangkan ibuku melakukannya karena nafsunya yang sangat besar ditambah perasaannya sebagai ibu.

Puas kami berciuman sambil jongkok, ku minta ibu berdiri dan aku menurunkan celananya sampai terpampang memek ibuku yang tembem berada tepat didepan mukaku, sampai celana ibuku lepas ku pegang pinggul ibu ku kecup-kecup perut ibu yang buncit karena perasaan kasih sayangku pada ibu yang rela mengandung anakku.

Tentunya perlakuanku yang sangat istimewa membuat ibu terharu dan terkagum-kagum, ibuku sudah memasrahkan dirinya untuk aku kuasai mau dibagaimana pun ibu rela.

“Bu naik ke kasur ya..?”
“Iyaa sayang..”

Kini ibu berada ditengah kasur ku lebarkan kedua paha ibu lalu kujilati memeknya, mulai dari menggigit gemas bibir memeknya, menyedot clitorisnya, sampai belahan memeknya ku korek-korek hingga ujung lidahku memasuki lobang memeknya.

Nikmat sekali memeknya sampai aku seperti orang lapar menjilati gulai dipiring, begitu lahap menikmatinya. Sampai tiba-tiba ibuku mengejang tubuhnya menggelinjang “Aahhh… Aaahh… Sayyaaannngg… Ibu kkeeellluuaaarrrrr AaaaAaahhhh..!!” Slurrr! Memek ibu mengeluarkan cairan putih, lobang memeknya berkedut-kedut seperti mulut ikan yang sedang muntah. Aku pun dengan sigap terus menjilati memek ibuku sambil menelan lendirnya, tentu membuat ibu semakin geli-geli nikmat dirasakannya.

Hingga akhirnya ibuku lemas tak berdaya, nafasnya sampai ngos-ngosan, dia tersenyum sampai terlihat giginya.

“Kesini sebentar sayang, cium ibu..” aku pun mendekati ibu lalu menindihnya, tentu aku menopangnya dengan kedua siku saya dikasur. Ku biarkan ibu menciumku, lalu dia berkata dengan meskipun masih ngos-ngosan, “sayanng.. ngentot sama kamu.. membuat ibu.. bahagia.. padahal kontol.. kamu… Bellum masuk… Tapi ibu.. sampai.. seperti ini… Lemasss.. aahhh…”

“Bu, kontolnya aku masukin yaa..”
“Iyaa sayang… Ibu masih kuat kok..”

Ku posisikan aku duduk tepat diantara kedua paha ibu yang mengangkang, ku oles-oleskan kontolku dibelahan memeknya, ughh! Sungguh hangatnya seakan menyelimuti seluruh tubuhku.

Setelah puas mulai ku arahkan kontolku kedalam lobang memeknya, lalu aku tekan JLEBBBBB…!!! “UUUuuuggghhhh!!! Maemunah! hangat sekali memekmu sayangg!… Aaahhh… Aaahhhh…!!!”

Aku langsung menggenjotnya sambil ku rasakan setiap gesekan kontolku didalam memek ibuku, denyutannya begitu meremas kontolku, sampai aku sendiri merasa ngilu tapi nikmat.

Setiap kali aku menggenjotnya memaju mundurkan pantatku, semakin aku merasakan sensasi yang begitu nikmat, perasaan geli, lembut dan hangat terasa menyelimuti seluruh batang kontolku.

Ku lihat mata ibu sampai melihat keatas dan yang terlihat hanya warna putihnya saja, ternyata ibu pun merasakan hal yang sama denganku, sensasi hubungan sedarah benar-benar kenikmatannya yang luar biasa.

Padahal sudah 18 tahun tentunya ibu di entot ayahku, tapi ibu lebih senang ngentot denganku. Ibu bilang ketika ngentot dengan ayah itu hanya kewajiban sebagai istri yang harus taat kepada suami. Tapi denganku, ibu pernah berkata bahwa selain perasaan cinta sebagai ibu juga istriku, alasan ngentot denganku adalah kebutuhan biologisnya yang ingin meraih sensasi yang berbeda, dan selama hampir 5 bulanan aku ngentot ibu, ibuku tak pernah tidak orgasme.

Aku dan ibu seakan tenggelam dalam jurang kenikmatan yang begitu dalam, tak mungkin aku melepaskan diri dari ritual tabu ini. Sedangkan aku dan ibu sudah sangat menikmatinya, meskipun demikian kami tahu bahwa perbuatan kami adalah sebuah dosa.

Hentakkan pantatku yang semakin keras membuat payudara ibu naik turun, aku sampai tersenyum melihat ibu yang melahirkanku kini telah mengandung anakku.

Sudah 15 menit aku belum juga keluar, ku cabut kontolku dan kulihat lobang memek ibu sampai menganga lebar. Sebelum aku keluar, ku arahkan kontolku ke lobang anusnya, dan ketika ku tekan ternyata tidak terlalu sulit memasukkannya, meskipun rada seret tapi dengan hentakkanku amblas semuanya kontolku tenggelam didalam anus ibu. Ku siksa terus ibuku sampai ibu orgasme lagi Aaahhh…Aaahhh.. ayyaaahhh.. Aaahhhh…Eeemmmmhhhh …!!! Serrrrr..Ssrrrr…!! Memek ibu terlihat berdenyut-denyut memuntahkan cairan kenikmatannya sampai mengenai batang kontolku, tentu membuat kontolku semakin lancar menghantam lobang anusnya.

Aku pun sepertinya akan keluar juga, ku cabut segera lalu ku masukan lagi ke lobang memeknya BLESSSS! OOoohhh licinnya memek ibu, Aahh…aaahhh..aaahhh.. Bu… Aakkuu mmmaauu kkelluaarrr.. Aaahh…Uuuggghhh!!! CROOOTT…CCRRROOOTTTT… CRROOOTTT… Menyemburkan spermaku berhamburan didalam memek ibu. Ku diamkan sejenak sambil menatap wajah ibuku yang terlihat lemas tak berdaya.

Keringat dari dahinya meleleh membasahi bantal, setelah puas barulah kucabut kontolku diikuti spermaku yang ikut keluar.

Sambil tiduran miring aku memandangi wajah ibu, tiba-tiba kami dikagetkan suara telepon yang berbunyi, siapa malam-malam begini yang nelpon? Kulihat ternyata ayah?
“Bu, ayah yang nelpon?” “Sini ibu angkat sayang tumben sekali tengah malam nelpon, sayang kamu diam ya?” Aku pun hanya mengangguk.
“Halloohhh pak.. ada apaa? Tumben nelpon malam-malam?” “Bapak tiba-tiba jadi ingat kamu Bu, ibu gpp kan? Perasaan ayah merasa gak enak..” “gpp kok pak, mungkin perasaan bapak aja, ibu baik-baik aja..” “kok ibu kayak kecapean begitu kayak abis lari aja..?” “Ohh.. itu tadi ibu abis dari kamar mandi ngedenger telpon berdering jadinya ibu agak lari, makanya ngos-ngosan… Hihihi” “yawdah kalo ibu baik-baik aja, ayah senang dengernya, bapak tutup telponnya ya Bu.. assalamualaikum..”. “Iya pak waalaikumsalam..”

Telpon pun ditutup, “Huuhh!! Untung bapak kamu gak curiga sayang, padahal kita abis ngentot” “kalau ayah tahu kita lagi ngentot gimana Bu?” “Hush! Kamu kalau ngomong, ya ibu bisa cerai dong..” “wahh!! Berarti ibu jadi milik Rizwan selamanya dong?!” “Gak semudah itu sayang, coba kalau bapak kamu lapor polisi? Tetangga pada tahu? Bisa bahaya sayang..” “iyaa juga sih.. hehee”

Besoknya seperti biasanya aku membantu ibuku, hanya sekarang ada tambahan, karena ibuku sedang hamil, aku mencuci cucian yang kotor. Kalaulah bukan karena dulu ingin ngentot ibu, sebenarnya aku males banget. Tapi berhubung sekarang ibuku sedang mengandung anak pertamaku, rasa tanggung jawab itu seakan mengalir saja pada diriku, bahwa aku sudah bukan anak-anak lagi.

Beberapa bulan berlalu ibuku pun akhirnya melahirkan anak pertamaku, berjenis kelamin perempuan yang cantik dan lucu. Perasaanku begitu senang dan bahagia sekali melihat anak pertamaku lahir dengan selamat. Kami sekeluarga sangat senang, bahkan nenekku dari ayah dan ibu pun hadir dan sangat senang melihat cucunya.

Ayah sampai menangis karena saking senangnya, ibu melihatku ketika aku berada dipojokan pintu, dia tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

Tentunya selama ibu sedang masa bersalin aku libur gak ngentot ibu dulu, apalagi sekarang ada ayah, tidak mungkin aku ngentot ibu jika ayah sedang dirumah, sama aja bunuh diri.

Selama ada ayah dirumah, aku pergi keliling kecamatan mencari angin. Sejenak aku berhentikan motorku lalu duduk menyamping melihat jalan yang ramai dengan orang-orang yang berlalu lalang.

Tiba-tiba aku mempunyai ide, bagaimana kalau aku berjualan saja? Tapi jualan apa? Tentu selain modal, apa yang akan dijual, juga tempatnya harus strategis menarik pengunjung.

Aku ingat seorang kakek tua ahli hikmah yang selalu dikunjungi banyak orang karena ketajaman firasatnya juga ahli mengobati yang berhubungan dengan spiritual, itu pun bagi mereka saja yang tahu keberadaannya.

Sehabis Maghrib aku pergi ke kakek teesebut untuk berkunjung dan bersilaturahmi kepadanya, dulu ketika aku masih SMP pernah mondok di pesantren sebagai santri kalong (ngajinya malam saja tidak full day) hanya bertahan 6 bulan. Dan kebetulan saya dulu pernah ijazahan beberapa ilmu kepadanya, termasuk pelet.

Tok!tok!tok! “Assalamualaikum Mbah..” “waalaikumsalam, iyaa sebentar den..” dibukalan pintu rumahnya. Si kakek melihatku tajam lalu tersenyum dan dipersilahkannya aku masuk.
“Maaf Mbah mengganggu istirahatnya, Abah sehat?”
“Alhamdulillah den Abah sehat, sepertinya Aden sedang ada keperluan. Dan Abah lihat Aden begitu gelap, jangan Aden keterusan melakukannya sama ibu Aden, dosa den..” kata si Mbah.
Aku kaget firasat si kakek begitu tajam mengetahui rahasiaku sampai kesitu. Lalu si Mbah lanjut mengatakan, “Mbah gak akan ikut campur masalah Aden, Mbah hanya mengingatkan saja. Ngomong-ngomong ada perlu apa den?” Si Mbah sebenarnya sudah tahu, tapi memberikanku kesempatan untuk berbicara.

“Anu Mbah, Mbah masih ingat saya? Dulu saya pernah kesini berguru sama Mbah..”
“Tentu den Mbah ingat, dek Rizwan kan?”
Aku tak menyangka si Mbah ingat, padahal usianya sudah uzur sekitar 90 tahunan.
“Iyaa Mbah, sebenarnya saya minta petunjuk dari Mbah. Saya ingin berjualan tapi bingung harus jualan apa, mungkin Mbah bisa kasih tahu sama saya harus jualan usaha apa?”

 

Si Mbah diam sejenak setelah aku kasih tahu hari lahir, tanggal dan nama ibu kandung.

“Hmmm.. menurut firasat Mbah kamu harus jualan yang berbentuk air, seperti minuman, jualan bensin atau apapun yang berbentuk air, pokoknya jualan yang lebih banyak airnya, insyaallah Abah jamin kamu bakalan berhasil den”

Setelah mendapat petunjuk dari si kakek, akupun pamit dan ngasih sebungkus rokok kesukaannya. Si kakek dari dulu memang seperti itu, sebungkus rokok pun jadi.

Tiga hari berlalu setelah dari si kakek, aku mengutarakan keinginanku pada ayah dan meminjam uang untuk modal dagangnya. Aku sudah tahu apa yang akan aku lakukan dengan uang itu, ayah sangat senang aku punya jiwa usaha dan 5 juta ayah mengasih modal pinjaman kepadaku, walaupun ayah hanya mengasih dan tak usah dikembalikan tapi aku tetap akan mengembalikannya.

Uang itu aku belanjakan buah-buahan, meja panjang dan tempat minumannya. Dengan belajar secara otodidak dari YouTube, aku mempelajari cara jualan es buah yang lagi ngetrend.

Setelah tempatnya aku sewa dipinggiran jalan, akhirnya aku pun mulai berjualan es buah dengan harga Rp.5000/kantong.

Setelah mendapat petunjuk dari si kakek, dihari pertama jualan aku sampai kewalahan melayani customer yang rela ngantri untuk membeli es buahku.

Hari pertama aku untung dengan laba bersih 700ribu, setelah dibelikan kembali bahan baku untuk jualan lagi. Pendapatan pertamaku dari hasil penjualan sesuai janjiku dulu, aku berikan kepada ibu.

Ayah ibu sangat senang melihatku semangat dan berhasil dihari pertama, hari demi hari pun berlalu daganganku semakin laris. Ayahku sekarang tak lagi pergi merantau kesebrang, jika tak kekebun atau ke sawah, ayah pergi memancing sebentar lalu pulang menjaga ibu.

Meskipun ayah tidak merantau lagi, tapi ayah masih bisa menghasilkan uang dari hasil kebunnya kepasar.

Sudah tiga bulan aku tidak ngentot lagi dengan ibu, paling hanya pelukan sambil ciuman, dan meraba memek saja, itu pun aku curi-curi kesempatan.

Anakku yang pertama namanya Afika, itu pun ayah yang memberinya nama itu. Setiap jam 8 pagi buka pulangnya jam 3 sore aku berjualan. Meskipun aku belum ada kesempatan untuk ngentot ibu lagi, jangan sampai mempengaruhi usahaku yang baru saja berdiri.

Perjalananku masih panjang tak melulu harus ngentot, biarlah aku simpan spermaku dulu kusimpan untuk ibu. Sebenarnya ibuku kalau ada aku didekatnya suka meraba memeknya, dengan ekspresinya menampakkan kesedihan bercampur birahi sambil menggigit bibir bawahnya, itu ibu lakukan jika ayah dan Puput sedang keluar.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, kabar bagus datang dari ayah. Besok hari Rabu pagi ayah katanya mau pergi kondangan ke saudaranya sekitar setengah hari dan sore katanya pulangnya, karena ibu tak mau ikut akhirnya Puput yang malah ingin ikut dengan ayah pergi kondangan.

Ibu sengaja tidak ikut karena ini kesempatan emas untuk di entot aku lagi, meskipun di entot ayah setiap malam tetap ibu tak mendapat kepuasan. Momen inilah yang ibu dan aku tunggu-tunggu, tepat dihari Minggu pagi ayah berangkat dan menyuruh aku untuk libur berjualan agar menjaga ibu dulu takut kenapa-napa katanya.

Aku malah senang malah dalam hati berkata, ‘perginya agak lamaan yaa ayah…!’

Ketika ayah dan Puput sudah berangkat naik motor yang selalu aku pakai, aku menoleh ke ibuku dan ternyata ibu sudah melirikku duluan dengan wajahnya yang putih terlihat memerah menahan gejolak nafsu yang sudah tak tertahankan.

Dipastikan ayah akan pulang sore hari, aku langsung menutup pintu dan menguncinya.
Anakku afika sedang tidur nyenyak, kulihat ibu sudah berdandan cantik dengan baju dasternya yang sebatas lutut.
“Sayang lihat ibu..?!” Ibu menyingkapkan dasternya beberapa detik lalu menurunkan kembali. OMG! Ibu tidak memakai kancutnya😲!! Ibu juga memperlihatkan susunya yang montok, terpancar dari raut wajah ibu ekspresi kebahagiaan seakan baru terlepas dari belenggu yang merantai birahinya.

Tak menunggu lama, diruang tengah ini aku langsung memeluk ibuku erat sekali, ku pegang kuremas bongkahan pantat ibu yang semakin besar bulat dan lebar, ku tekan agar merapat dengan kontolku. Aku dan ibu benar-benar liar saat ini, seperti dua binatang buas yang kelaparan.

Aku dan ibu saling berciuman, beradu lidah sampai ludah yang bercampur dihisap dan ditelan oleh kami berdua. Semakin ku telan semakin kami lupa diri bahwa kami ibu dan anak, tapi ku singkirkan pikiran yang mengganggu itu, aku dan ibu sudah tidak peduli!

Ku dekap erat tubuhnya, kuciumi kujilati pipinya, hidungnya, matanya seluruh wajahnya lalu ku ciumi lagi mulutnya. Ibu suka dengan perlakuanku kepadanya, dia juga memegang pantatku sambil berdiri agar merapat dengan memeknya, seakan ibu ingin sekali tubuhnya melebur denganku menjadi satu karena saking tak tahannya menahan kerinduan.

Kuciumi juga lehernya dengan membabi buta, kasar dan liar. “Ohh Maemunah! Akan ku entot kau. Pelacur sialan! Mau ku perkosa kamu Maemunah!” “I..iiyyaa perkosa.. ibu sayyaaannngg aaahh..aahhh..aahhhhh..!!” Aku tak tahu jadi punya fantasi seperti ini, ngentot ibu seperti memperkosanya. Ibu sangat menyukai perlakuanku yang kasar kepadanya, malah membuat dia semakin bergairah dan mendapat pengalaman bercinta yang berbeda.

Payudaranya yang montok berisi penuh cairan susunya kuremas, “gimana enak Maemunah?! Lagi?” “Aaahhh enak ayahh..” Aku sudah tidak kuat, baju daster ibu yang berkancing tiga didadanya ku robek sampai pusar hingga berjatuhan kancing dasternya ke lantai.

 

Tubuh putih mulusnya semakin bahenol, payudaranya yang besar dengan urat-uratnya yang terlihat jelas dikulitnya yang putih, menambah gairah juga sensasiku yang semakin merambat keseluruh tubuhku.

Kontolku sampai dibuat ngaceng hebat dan terasa panas, jantungku berdebar kencang tatkala aku menjilati payudara ibu. Sesekali mulut ibu menganga dan menengadah keatas lalu melihatku lagi “Aahhh ayaahhh… Enak yaahhhh… Uuhhgg!!” Aku menyedot air susu ibuku, terasa menyemprot dimulutku, rasanya terasa hambar seperti susu cap beruang yang di iklan tv itu, tapi aku menyukai rasanya, malah seakan air susunya seperti menambah gairah seksualku.
“Jangann dihabiskan ayahhh… Buat bayi kita…” Kata ibu sambil mengusap kepalaku. “Hemmmm..” aku hanya mengeluarkan suara itu sebagai tanda setuju.

Setelah puas menikmati keindahan juga rasa air susunya, aku turunkan dasternya yang sudah terkoyak robek itu kebawah, hingga ibuku sekarang telanjang bulat didepanku.

Aku pun membuka kaosku juga celana trainingku, hingga aku dan ibu telanjang bulat. Aku jongkok lalu ku cium memeknya menghirup aromanya, ohh..wangi sabun sirih disekitar memek ibu membuatku lahap menjilatinya. Ibu merenggangkan kedua kakinya sekitar dua keramik putih renggangnya, tentu belahan memeknya sedikit merenggang dengan clitorisnya yang tadinya bersembunyi malu kini mencuat menampakkan dirinya.

Ku emut dan ku gigit gemas clitorisnya, “Aaahhh… Eeemmmhhh… Aayyaaahhhh iiihhhh… Enaaakkk… Lagggiiiihhhh…” Kulakukan sekali lagi dijambaknya rambutku, diremas-remas dan ditekan ke memeknya, aku sampai sulit bernafas karena kepalaku ditekan oleh ibu ke memeknya.

Kini giliran ibu mengoral kontolku, sambil ku rapikan rambut panjangnya yang terurai kedepan, ibu dengan semangat menyedot kontolku tanpa dijilat seperti dulu. Bagai anak kecil yang diberi mainan, ibu begitu antusias mengoral kontolku.

 

Aku tak mau berlama-lama dioral ibuku, bisa-bisa sperma yang aku kumpulkan muncrat dimulutnya.
“Sudah yaa sayang aku cabut kontolnya..” ketika ku mau mencabut ibu gak mau melepaskannya, “EeeEeemmmhh” kata ibu sambil menggelengkan kepala.
“Sayang.. lepas ya kntolnya, nanti aku kasih kalo ayah lagi keluar. Aku janji nanti mulut ibu aku entot yahh? Nanti aku keluarkan didalam mulut ibu yaa sayang..” akhirnya bujukanku membuat ibu melepaskan sedotan kontolku didalam mulutnya.

Lalu ibu berkata, “janji yaa ayahhh, nanti ngentot mulut ibu?” “Iyaa ibuku sayang, nanti mulut ibu aku entot yaa? Nanti spermanya ditelan kan?” “Pasti ibu telan ayah, makanya ibu gak mau lepasin kontol kamu, ibu haus pengen sperma kamu ayah..” “Rizwan janji nanti kalo waktunya mepet ayah lagi keluar sebentar, aku usahakan ngentot mulut ibu yaa sayang..” “janji ya ayah?” “Iyaa ayah janji, emang ayah pernah bohongin ibu kalo lagi ngentot? Nggak kan? Hehee!” “Awas yaa kalo gak ngentot mulut ibu, gak bakalan ibu kasih memek ibu buat kamu…hihihi” “ihh ibu jahat banget.. emang ibu bakalan kuat gak di entot Rizwan..? Hehee” “ahh..! Kalo gak kuat mah ibu akan nekat masuk ke kamar kamu, lalu ibu akan perkosa kamu meskipun lagi ada ayah tidur dikamar..” “iyaa iyaaa nanti Rizwan entot mulut ibu, sekarang ibu nungging ya pegangan ke kursi..” “mau ngentot ibu dari belakang ayah?” “Iyaa kayaknya anus ibu enak banget..” “demi ayah ibu rela, pelan-pelan ya ayahh lewat anus mah sakit, sini ibu ludahin dulu kontolnya..”

Ibu mengoral kontolku sebentar lalu diludahinnya batang kontolku sampai belepotan, kasihan otongku sampai basah kuyup begini.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.